Kenali 7 Tanda 'Gaslighting' dalam Hubungan, Kamu Mengalaminya?

Ini adalah tanda paling dasar tapi paling bikin bingung dari seorang gaslighter. Dia akan berbohong seenaknya, langsung di depan muka kamu, dan ngotot banget sama kebohongannya itu. Meskipun kamu punya bukti kuat seperti screenshot chat, foto, atau kamu lihat sendiri kejadiannya, dia akan tetap menyangkal habis-habisan. Dia nggak akan mundur, malah mungkin bilang "Kamu salah lihat," "Itu editan," atau "Kamu pasti ngaco," dengan penuh percaya diri, sampai akhirnya kamu yang capek sendiri dan mulai mikir, "Apa bener ya bukti aku salah?"

Ini adalah salah satu taktik gaslighting yang paling bikin pusing dan sering dipakai. Pelaku akan dengan yakinnya menyangkal kejadian atau obrolan yang kamu tahu persis pernah terjadi. Misalnya, kamu ingat banget pasanganmu mengucapkan janji A atau melakukan sesuatu yang menyakitkan. Tapi pas kamu ungkit lagi, dia bakal bilang, "Hah? Kapan aku ngomong/ngelakuin itu? Nggak pernah," atau "Kamu cuma salah ingat," atau "Itu semua cuma di kepala kamu aja." Mereka akan ngotot banget menyangkalnya sampai akhirnya kamu pelan-pelan jadi ragu sama ingatanmu sendiri dan mikir, "Eh, apa beneran aku yang salah ingat, ya?"

Ini adalah "jurus" klasik mereka buat bikin kamu merasa perasaanmu itu nggak valid atau salah. Jadi, setiap kali kamu merasa sakit hati, sedih, atau marah karena ucapan atau tindakan mereka, mereka bukannya minta maaf, tapi malah akan bilang kamulah yang berlebihan. Kamu bakal sering denger kalimat kayak, "Kamu tuh terlalu sensitif banget, sih," "Ah, gitu aja baper," "Lebay deh," atau kalimat pamungkas, "Aku kan cuma bercanda, kok kamu serius banget?" Lama-lama, kamu jadi ragu buat ngungkapin perasaanmu sendiri, dan mulai mikir, "Iya kali, ya, aku yang terlalu sensitif."

Ini adalah salah satu taktik "lempar batu sembunyi tangan" yang paling bikin kesal. Bukannya minta maaf atas perilaku buruknya, seorang gaslighter jago banget memutarbalikkan keadaan seolah-olah itu semua adalah salahmu. Setiap kali kamu mencoba membahas atau memprotes tindakan mereka, mereka akan "mengganti narasi" dan membuatmu merasa jadi penyebab masalahnya. Contoh klasiknya, "Aku nggak akan selingkuh kalau kamu lebih perhatian" atau "Aku nggak akan semarah ini kalau kamu nggak mancing-mancing duluan" Tujuannya biar mereka lolos dari tanggung jawab dan malah bikin kamu yang akhirnya merasa bersalah dan minta maaf atas sesuatu yang bukan kesalahanmu.

Ini adalah taktik licik yang tujuannya buat memutus support system kamu. Pelaku gaslighting nggak suka kalau kamu punya teman dekat atau keluarga yang suportif, karena mereka takut orang-orang itu bakal "nyadarin" kamu kalau kamu lagi dimanipulasi. Caranya, dia akan pelan-pelan "meracuni" pikiranmu, dia mungkin akan bilang, "Teman-temanmu itu toksik, mending jauhin aja," atau "Keluargamu tuh nggak ngertiin kita, mereka cuma mau misahin kita." Di saat yang sama, dia juga bisa bohong ke kamu dan bilang, "Tuh kan, si A aja bilang kamu itu aneh/lebay," biar kamu jadi ragu dan nggak percaya lagi sama temanmu. Tujuannya tuh bikin kamu merasa sendirian, nggak punya siapa-siapa lagi buat dipercaya, dan akhirnya cuma bergantung 100% sama dia sebagai satu-satunya "kebenaran".

Ini adalah jurus yang bikin bingung banget. Setelah dia nyakitin kamu atau ketahuan bohong dan kamu konfrontasi, si gaslighter ini bisa tiba-tiba berubah jadi manis banget. Dia bakal ngeluarin kata-kata ajaib yang pengin banget kamu denger, kayak, "Kamu tahu kan aku cinta banget sama kamu," "Aku janji nggak akan ngulangin lagi," atau "Aku nggak bisa hidup tanpamu." Kata-kata ini kedengarannya tulus banget dan bikin kamu luluh. Tapi, yang bahaya adalah kata-kata manis ini nggak pernah sesuai sama tindakannya. Minggu depan atau bulan depan, dia pasti bakal ngulangin lagi perbuatan buruk yang sama. Kata-kata manis itu cuma dipakai sebagai "senjata" buat bikin kamu tenang, bingung, dan akhirnya batal marah, jadi dia bisa lolos dari tanggung jawabnya lagi.

Ini juga taktik klasik buat menghindar dari tanggung jawab. Setiap kali kamu mencoba ngajak ngomong serius buat konfrontasi atau membahas kelakuan dia yang salah, si pelaku bakal ahli banget "ngeles"-nya. Dia bakal pura-pura nggak denger, mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang nggak ada hubungannya, atau malah balik nanya ke kamu. Bisa juga dia langsung "nembak" kamu dengan tuduhan kayak, "Kamu mulai lagi deh cari-cari masalah," atau "Males ah ngomongin itu terus, nggak penting." Tujuannya tuh biar kamu jadi frustrasi, capek sendiri, dan akhirnya mikir kalau masalah yang kamu angkat itu emang nggak penting. Hasilnya? Masalahnya nggak pernah selesai, dan dia berhasil lolos lagi tanpa harus bertanggung jawab.

Lumayan jelas, ya, betapa licik dan berbahayanya manipulasi ini? Beda sama kekerasan fisik yang gampang terlihat, gaslighting tuh nyerang mental kita pelan-pelan tapi pasti. Tujuannya tuh bikin kamu ragu sama ingatanmu, perasaanmu, dan kewarasanmu sendiri, sampai akhirnya kamu cuma bergantung sama si pelaku. Kalau kamu merasa ada yang aneh dengan hubunganmu, jangan ragu buat cerita atau cari bantuan dari teman yang kamu percaya atau profesional, ya. Semoga kita semua dihindarkan dari bentuk manipulasi ini!