5 Plus Minus Menikah Setelah Lebaran, Bicarakan Lagi dengan Keluarga

Lebaran tak lama lagi. Apakah kamu dan pacar sedang serius mempersiapkan pernikahan? Lantaran jarang sekali ada pasangan kekasih yang melangsungkan pernikahan di bulan Ramadan, kalian berencana buat melepas masa lajang selepas Lebaran saja.
Bulan Syawal juga dinilai sebagai salah satu bulan yang baik untuk menyelenggarakan pernikahan. Namun, menikah tak berselang lama dari Idul Fitri juga bukan tidak ada tantangannya. Kamu, calon pasangan, serta keluarga harus mempertimbangkannya baik-baik.
Apalagi kalau acara pernikahan akan digelar cukup besar dan mengundang banyak tamu dari dalam maupun luar kota. Jangan hanya melihat rencana pernikahan tersebut dari kacamata kalian sebagai penyelenggara. Perhatikan pula posisi para tamu undangan. Lima hal berikut mesti dipertimbangkan, jika kamu mau melangsungkan pernikahan setelah Lebaran.
1. Saudara di luar kota malas datang

Tentu gak afdal menikah sekali seumur hidup tanpa mengundang saudara-saudara. Masalahnya, mereka yang tinggal di luar kota atau bahkan beda pulau baru mudik Lebaran. Perjalanan yang jauh, biaya yang gak sedikit, serta sulitnya mendapatkan izin tidak masuk kerja dapat membuat saudara-saudaramu enggan datang.
Mereka bukannya tak ikut berbahagia dengan pernikahanmu. Namun, kendalanya sebanyak itu. Begitu pula di pihak saudara-saudara pasanganmu yang merantau. Kalau kalian menikah di bulan Syawal boleh jadi tamu yang hadir didominasi oleh mereka yang sekota.
Ingat, bahwa biaya mudik Lebaran sudah amat tinggi. Itu pun mereka beruntung masih diringankan dengan adanya THR. Sedang untuk menghadiri pernikahanmu, mereka mesti merogoh kocek sendiri dan cuma mengandalkan pendapatan bulanan. Kecuali, kamu dan pasangan siap menanggung seluruh biaya transportasi, serta akomodasi saudara-saudara yang dari luar kota.
2. Pas Lebaran sibuk menyiapkan rencana pernikahan

Menjelang Lebaran, keluarga besarmu maupun pacar berkumpul semua. Ini menjadi kesempatan bagus untuk membahas rencana pernikahanmu. Tiada hari tanpa kalian membicarakan segala persiapan pernikahan, hingga tiba waktunya seluruh saudara yang merantau kembali ke kota masing-masing.
Meski kamu senang melihat mereka antusias dan mendukung rencana pernikahan kalian, sedihnya juga ada. Hari-hari terakhir Ramadan menjadi berlalu begitu saja. Kamu sekeluarga lebih disibukkan oleh persiapan pernikahan ketimbang memperbanyak ibadah. Begitu juga ketika hari raya.
Alih-alih kalian dapat fokus bersilaturahmi, saling menanyakan kabar, dan bersantai; semua pembicaraan justru terpusat pada rencana pernikahanmu. Lebaran kali ini menjadi tidak terasa seperti Lebaran yang sudah-sudah. Apabila rencana pernikahan masih beberapa bulan lagi atau bahkan awal tahun depan, kalian lebih dapat menikmati momen Idulfitri bersama keluarga.
3. Sudah gak puasa, bebas bermesraan

Bagi kamu yang beragama Islam memang sulit bila hendak menikah di bulan Ramadan atau sebulan sebelumnya. Bukan lantaran ada larangannya, tetapi godaan di bulan puasa menjadi berlipat-lipat. Sebagai pengantin baru, kalian pasti ingin bermesraan terus.
Pun kemesraan yang terjadi tidak hanya sekadar saling menggoda, melainkan dalam banyak kesempatan berujung dengan hubungan seks. Puasa kalian bisa batal terus kalau menikah mendekati atau justru di bulan Ramadan. Manusiawi untuk pasangan pengantin baru sering menginginkan hubungan seks di siang bolong sekalipun. Apalagi ketika kalian sama-sama libur kerja.
Dengan menikah setelah Lebaran, kalian bisa fokus menjalankan ibadah puasa dulu. Setelah menikah nanti, kalian sudah gak perlu ketar-ketir kala berduaan. Kalian dapat mereguk lebih banyak kebahagiaan dan kepuasan batin. Fakta seperti ini bukan hal yang memalukan.
4. Biaya bulan madu lebih irit dan suasananya nyaman

Untuk kalian yang ingin segera pergi bulan madu setelah menikah, persoalan biaya juga mesti diperhitungkan. Kalau kalian menikah kemudian berbulan madu mendekati Lebaran, tentu tiket transportasi massal sudah ludes. Kalaupun masih ada sisa, harganya pun mahal. Padahal, kalian juga telah keluar banyak uang guna menggelar resepsi.
Belum lagi mencari penginapan untuk bulan madu beberapa hari sampai seminggu. Hampir semua tempat menginap pasti telah dipesan pemudik dan wisatawan. Andai pun kalian rela merogoh kocek lebih dalam dan memperoleh satu kamar di hotel, saat berlibur menjadi tidak nyaman.
Semua tempat wisata penuh oleh masyarakat yang berwisata bersama keluarga mumpung libur Lebaran. Kalian mau mengambil foto-foto yang bagus saja susahnya bukan main saking banyaknya orang di sekitar. Lantaran libur Idul Fitri erat kaitannya dengan suasana kekeluargaan, kamu dan pasangan pasti juga sungkan menunjukkan kemesraan di tempat-tempat umum. Gak enak dilihat anak-anak serta orang yang jauh lebih tua.
5. Idul Adha bisa berkurban bareng suami atau istri

Menikah sehabis Lebaran dan sebelum Idul Adha bisa memberi kalian pengalaman baru yang penuh syukur. Apabila di tahun-tahun sebelumnya kamu serta pacar berkurban sendiri-sendiri, tahun ini kalian dapat berkurban bareng sebagai sebuah keluarga. Pasti seru saat kalian mencari binatang ternak yang bakal disembelih.
Jika pun di tahun-tahun lalu kalian belum mampu berkurban, setelah menikah mungkin akan menjadi pengalaman pertama melakukannya. Kalian lebih bersemangat dalam mengumpulkan uang buat membeli kambing, domba, atau ikut patungan sapi. Lebih dari sekadar rasa bangga akhirnya dapat berkurban, kalian tentu berharap banyak keberkahan dalam rumah tangga.
Buat kalian yang malah belum kepikiran tentang ini sekalipun sudah berencana menikah habis Idul Fitri, segera bicarakan. Sisihkan tabungan sejak sekarang supaya gak ludes buat pesta pernikahan. Meski berkurban tidak wajib, sayang juga jika kalian menunggu berkurban sampai tahun depan karena uang telanjur dihabiskan buat pesta sehari semalam.
Pada prinsipnya, pernikahan dapat digelar di bulan apa pun. Pernikahan yang diniatkan untuk kebaikan semoga berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Namun, bila kalian hendak meresmikan hubungan tak lama setelah Lebaran, lima plus minus di atas layak menjadi pertimbangan. Salah satunya, guna menentukan besar atau kecilnya acara mengingat saudara-saudara di luar kota belum tentu bisa memenuhi undangan.