Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dear Mantan, yang Meninggalkanku Tanpa Alasan

Sumber Gambar: collective-evolution.com
Sumber Gambar: collective-evolution.com

Dear mantan terindahku,

Mungkin saat ini, waktu kamu membaca tulisan buatanku ini, kamu tengah berada dengan seorang wanita di ujung sana. Menikmati senja di tengah kota sambil menyeruput kopi hangat di warung kecil favoritmu dulu. Tentu semuanya masih sama. Kopi hitam nan kental tanpa gula, kacang goreng asin, serta pilihan duduk di bangku ujung ruang pasti akan selalu jadi pilihanmu. Ya semuanya tidak berganti. Hanya ada satu yang berubah, yakni aku yang sudah tidak lagi dengan setia menemani.

Memoriku kembali berputar ke waktu pertama kali kita saling mengenal. Waktu di mana kita dipertemukan dan menaut perasaan.

Default Image IDN
Default Image IDN

Entah kamu masih ingat atau tidak momen pertemuan pertama kita. Saat awal berjumpa, saling bertatap mata, dan menumbuhkan rasa. Waktu itu, kamu menjadi salah satu pengunjung event di kampusku. Sementara aku adalah penjaga stand di sana. Beruntung kita diperkenalkan seorang sahabat yang akhirnya mengawali hubungan hingga menjadi lebih dekat.

Setelah bertukar nomer dan berjanji saling menghubungi, kita pun semakin intens berhubungan. Tidak hanya lewat pesan singkat, kita juga makin dekat setelah beberapa kali jalan bersama. Harus kuakui, kamu adalah teman diskusi yang tepat. Selera musik kita yang tidak biasa membuat kita selalu punya banyak bahan bicara. Selera makan kaki lima juga membuat kita berdua makin klop. Selain enak, makanan jenis ini terasa sangat pas di kantong mahasiswa seperti kita.

Kedekatan kita terjalin makin mesra. Hingga akhirnya tepat di hari ulang tahunku, kamu memintaku menjadi kekasih.

Default Image IDN
Default Image IDN

Selain seru diajak mengobrol, kamu juga sosok pria romantis yang rajin membuat kejutan. Misalnya saja saat kamu mengantarkan sarapan waktu aku mengeluh kelaparan di kuliah pagi. Kamu juga tidak pernah bosan menemaniku mengerjakan tugas hingga larut malam, padahal keesokan harinya kamu harus kuliah juga. Caramu memperlakukanku seperti inilah yang membuat hati makin berbunga.

Puncak dari keromantisanmu adalah saat kamu memintaku menjadi kekasih di hari ulang tahunku. Dengan acara makan malam yang sederhana tapi kaya makna, kamu memintaku menjadi pacar. Aku yang sudah terlanjur cinta langsung mengiyakan permintaanku tanpa pikir panjang. Ya, pikirku waktu itu, wanita mana yang tidak bertekuk lutut dengan perlakuan macam ini? Ahh romantisnya…

Tapi setelah kita menjadi kekasih, sifatmu malah berubah. Kamu bukan pria romantis dan baik seperti diawal perkenalan kita.

Default Image IDN
Default Image IDN

Memasuki bulan ketiga berpacaran, sifat dan tabiatmu pun mulai berubah dan nyaris bertolak belakang. Kamu yang tadinya perhatian kini berubah jadi pria dingin yang sulit dihubungi. Kalau dulu dengan rela kamu menemaniku merampungkan tugas hingga pagi, sekarang membalasan pesan singkatku saja jarang. Aku juga harus kehilangan teman mengobrol yang hebat karena setiap bertemu kita hanya mengisinya dengan agenda bertengkar.

Awalnya kukira ini hanya fase di mana kamu merasa bosan saja. Maka kucoba sabar dengan harapan kamu berubah nantinya. Tapi sayang kesabaranku itu tidak membuahkan hasil. Sifat jelekmu bukannya berkurang malah terus bertambah. Pernah juga aku mencoba menahan ego dan bertanya apa yang salah denganku? Namun bukannya menjawab, kamu malah terus mendiamkanku tanpa kata-kata yang jelas.

Akhirnya hubungan kita pun hancur juga. Kamu pergi tanpa kata, mengejar dia yang dirasa lebih sempurna.

Default Image IDN
Default Image IDN

Usahaku mempertahankan semuanya harus luluh lantah saat aku mendengar kamu sudah bersama yang lain. Ya, dari seorang teman aku akhirnya tahu bahwa kamu telah menjadi kekasih seorang wanita dari kampus berbeda. Aku jelas merasa marah, sedih, kecewa dengan semua caramu memperlakukanku. Tapi yang lebih menyakitanku, kamu bahkan tidak menjelaskanku tentang apapun.

Kamu meninggalkanku tanpa kata. Tanpa kalimat dan penjelasan apapun. Saat itu aku merasa tidak berharga. Ingin rasanya aku teriak dan memintamu meningat kembali semua pengorbananku. Tidakkah kamu ingat saat sakit, aku datang menjenguk dan mengurus? Tidak ingatkah kamu saat aku rela membagi uang bulanan jika uangmu habis duluan? Ahh, sebegitu tidak berartikah aku di matamu?

Namun akhirnya aku merelakan semua. Jika kamu bahagia, aku rela.

Default Image IDN
Default Image IDN

Tapi aku sadar hubungan percintaan tidak hanya bisa dilakukan oleh satu pejuang. Maka kuputuskan untuk melepaskan dan merelakan keadaan. Di awal jelas itu tidak mudah. Sosokmu pernah jadi pelengkap yang begitu bermakna. Semua kenangan kita kembali terputar saat aku terpaksa makan di tempat favorit kita berdua. Apalagi waktu musik kesukaan diputar, rasanya hatiku makin hancur.

Dengan berjalannya waktu dan penghiburan dari teman, aku berhasil melewati masa-masa suram itu. Hidupku yang berantakan mulai ku tata kembali. Akupun memasuki berbagai unit kegiatan mahasiswa untuk mencari kesibukan agar bayangankmu cepat lenyap. Tidak hanya itu beberapa kursus juga ku jalani untuk membunuh waktu agar aku tidak terlalu banyak sendiri. Setelah beberapa bulan, rasa sedihku benar-benar hilang.

Kabar tentangmu kembali mampir di telinga. Katanya dengan kekasih yang sekarang, kamu tidak benar-benar bahagia.

Default Image IDN
Default Image IDN

Setelah beberapa waktu, aku kembali mendengar cerita tentangmu. Kali ini yang kudengar adalah cerita mengenai kisah cintamu yang berjalan tidak sempurna. Kata mereka, kekasihmu yang sekarang tidak memperlakukanmu sebaik aku dulu. Kamu sering hanya dijadikan semacam “supir” untuk menjemput dan mengantarkannya ke berbagai acara.

Katanya lagi, bila kamu sakit pacarmu itu enggan menjenguk apalagi mengurus. Jangankan untuk memasak bubur, sekedar memeriksa bahwa kamu baik-baik saja dia enggan melakukannya. Mendengar ini jujur ada banyak rasa di hatiku. Di satu sisi aku sedih kamu diperlukan begitu, tapi di sisi lain aku merasa lega karena itu berarti karma benar-benar ada.

Hal buruk yang terjadi saat ini padamu tentu bukan menjadi doaku. Semoga kamu bisa dengan cepat melewati masa sulit itu. Namun bila aku diberi kesempatan untuk bertemu dan berbisik di telingamu, aku hanya ingin berkata:

Default Image IDN
Default Image IDN
Share
Topics
Editorial Team
Priscilla Immaculata Silaen
EditorPriscilla Immaculata Silaen
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Plus Minus Kamar Mandi di Dalam Kamar Tidur, Privat Tak Selalu Aman

31 Okt 2025, 21:42 WIBLife