6 Tanda Temanmu Red Flag, Kenali Kebiasaannya

Sudah semestinya dalam hubungan pertemanan berbagi sedih dan senang bersama. Curhat adalah hal biasa yang dilakukan untuk memberikan rasa lega akibat masalah yang sedang di hadapi. Tapi pernahkah kamu sudah berperan menjadi teman yang baik namun tidak sebaliknya?

Jika temanmu hanya fokus pada handphone atau tidak responsif saat kamu bercerita, maka fix dia bukan teman yang baik karena tidak mendengarkanmu dan tidak menghargai keberadaanmu.

Sebenarnya sah-sah saja bergosip sesekali tentang orang lain, tapi apa jadinya kalau kamu setiap hari selalu disuguhkan dengan gunjingan keburukan temanmu yang lain saat rutin bertemu?

Bayangkan saja kamu ada di posisi orang yang sedang dibicarakan, tidak menutup kemungkinan bahwa keburukan yang hanya diketahui temanmu terdengar sampai ke mana-mana.

Setiap orang sudah pasti ingin mewujudkan cita-cita maupun rencana yang sudah ditekadkan sejak lama. Wajar pula bagi semua orang untuk menceritakan keinginan tersebut kepada orang-orang terdekatnya termasuk teman.

Namun kenyataannya, tidak semua teman akan ikut antusias dan dengan senang hati mendukungmu. Adapun teman yang berusaha membelokkan rencanamu dan merusaknya agar kamu mengurungkan rencana pencapaianmu.

Hal ini tentu saja menghambat kesuksesanmu di masa depan. Amatilah tindakan temanmu yang mungkin serupa untuk mencegahmu masuk ke dalam pertemanan yang tidak sehat.

Merasa nyaman saat sudah menjalin pertemanan hingga bertahun-tahun lamanya adalah hal yang wajar. Pernahkah kamu mengalami kejadian tidak mengenakkan dengan temanmu?

Kamu bisa amati sifat dan tindakannya yang semena-mena terhadapmu. Contohnya seperti sering mengabaikanmu, tidak menghargai saat kamu berbicara, menggunakan barangmu yang kemudian tidak dikembalikan seperti semula, dan sebagainya.

Menjadi teman dekat bukan berarti bertindak seenaknya terhadap teman sendiri yang statusnya pun bukan keluarga sendiri.

Kamu berteman dengan seseorang yang harus dihindari apabila dia selalu penasaran mengenai kisah percintaanmu, masalah keluarga, dan bahkan pengalaman burukmu sekalipun namun tidak peduli dengan perasaanmu akibat hal-hal yang telah mengganggumu.

Bedakanlah mana yang benar peduli dan sekedar penasaran. Jika memang benar peduli, mereka akan menyemangati dan ikut prihatin saat kamu ditimpa musibah. Sedangkan mereka yang tidak peduli cenderung hanya ingin tahu permasalahanmu dan menjadikan topik pembicaraan di belakangmu.

Bolehkah menjadikan teman objek bercandaan? Jawabannya ada yang boleh ada yang tidak. Sebatas bercanda sesekali tentang teman bisa jadi boleh hanya untuk seru-seruan saja. Lain cerita jika kamu merasa dirugikan karena terlalu sering menyeret namamu dalam candaan yang berlebihan.

Kasus yang sering terjadi adalah bercanda kelewat batas seperti melibatkan keluarga, kekurangan pada tubuh, perbedaan bentuk tubuh dan sejenisnya. Hal tersebut tidak semestinya dijadikan bercandaan bahkan sudah termasuk penindasan, lho.

Di atas adalah penjelasan mengenai beberapa ciri kamu memiliki teman yang red-flag. Coba amati lagi lebih dalam apakah temanmu termasuk ke dalamnya dan segera beri jarak. Atau mungkinkah kamu yang termasuk salah satu yang harus dihindari? Jadilah pengaruh baik untuk temanmu dan lakukan yang terbaik, ya!