Menikah seringkali dijadikan tujuan akhir dalam hubungan asmara. Anggapan bahwa menikah adalah akhir pun kerap mendatangkan masalah dalam rumah tangga karena kurangnya ilmu menjalani hidup pasca menikah. Namun, pasangan muda tetap menargetkan menikah dengan berbagai latar belakang pemikiran.
Meski jadi tanda keseriusan, tapi ada baiknya tunda keputusanmu kalau niat menikah hanya karena alasan-alasan berikut ini. Jangan sampai menyesal dan berujung pisah.
Lingkungan sosial memang kerap mematok usia tertentu yang dianggap layak untuk memulai hidup baru lewat pernikahan. Gak heran kalau banyak pasangan usia muda yang kemudian berpikir untuk segera menikah demi memenuhi harapan sosial.
Sayangnya, jalan menuju pernikahan gak selalu sama cepatnya. Saat teman-teman sudah menikah dan kita belum, terkadang kita seolah diburu waktu untuk segera mengikuti jejak mereka. Padahal gak ada jaminan kalau landasan ini bakal membuat kita sama bahagianya dengan pasangan lain.
Belum lagi soal persiapan pernikahan yang gak bisa dianggap remeh. Bukan cuma urusan materi, kesiapan mental kita dan pasangan layak dipertimbangkan lebih dulu. Andai memang sudah siap semua, gak masalah. Tapi kalau belum, lebih baik tunda tanpa harus terbebani kondisi teman yang sudah lebih dulu menikah.
Kalau sudah punya calon saja masih perlu pertimbangan matang menuju pernikahan, apalagi buat yang belum punya gandengan. Biasanya justru omongan orang di sekitar yang kerap bikin telinga panas meski awalnya kita menikmati masa lajang dengan tenang dan bahagia.
Anggapan mereka yang menilai kalau kita ini 'gak laku' bikin kepala sulit berpikir jernih. Akhirnya, 'dorongan' tadi menyulut emosi hingga mengambil keputusan untuk segera menikah lewat perjodohan atau jalan pintas lain. Padahal, keputusan ini bisa dibilang cukup tergesa-gesa dan berpotensi pada penyesalan di masa depan.
Pacaran memang sering dijadikan jembatan menuju arah pernikahan karena dianggap mampu jadi cara mengenal karakter masing-masing. Saat pacaran berjalan lancar dan hubungan jadi langgeng, desakan untuk segera menikah pun datang dari pihak keluarga maupun orang sekitar.
Padahal, lamanya pacaran gak bisa serta merta dijadikan penentu keberhasilan sebuah pernikahan. Meski sudah pacaran lama, tapi terkadang masih saja ada perbedaan perilaku yang wajib dipikirkan lebih dulu apa bisa sama-sama saling memaklumi saat sudah hidup satu atap nantinya.
Imbas dari lamanya masa pacaran terkadang juga membuat kita merasa sudah mengenal kepribadian pasangan luar dan dalam. Padahal kita gak pernah bersama dengannya selama 24 jam penuh hingga tahu betul kebiasaan buruknya.
Ada baiknya kenali lebih dalam lagi kepribadiannya, terlebih saat tidak bersama kita. Cek lagi ibadahnya dan tanya orang terdekat tentang sisi yang belum kita kenal. Jadilah realistis lebih dulu sebelum memutuskan menikah hanya karena merasa sudah kenal.
Alasan paling klasik yang justru kerap menjerumuskan pada penyesalan adalah keinginan menikah karena sudah terlanjur cinta. Bisa dibilang alasan ini cukup bodoh untuk ukuran orang dewasa yang sudah berniat berhubungan serius dan membina rumah tangga.
Cinta memang penting, tapi gak bisa menjamin kehidupan rumah tangga bahagia dan langgeng. Tanpa komitmen, cinta bisa luntur dan pernikahan yang hanya bermodal cinta bisa hancur. Kenali dulu cintamu, sudah beriringan dengan komitmen atau belum saat berpikir untuk menikah.
Kalau alasanmu segera menikah karena kelima hal tadi, sebaiknya tunda dulu dan pikirkan lagi secara lebih realistis. Menikah itu bukan tujuan akhir, tapi awal dari kehidupan baru bersama pasangan dengan komitmen yang matang. Jadi, mau menikah sekarang atau memilih menunda dulu, semua kembali pada keputusan masing-masing.