5 Dampak Menggunakan Baby Oil untuk Tanning, Jangan Asal Pakai!

Bagi beberapa orang, punya kulit kecokelatan sangatlah menarik sehingga mereka mencoba berbagai cara agar mendapatkan kulit kecokelatan yang diinginkan. Salah satu metode yang kerap menjadi perbincangan adalah penggunaan baby oil saat berjemur.
Meski tampak sederhana dan menjanjikan hasil cepat, metode ini memunculkan berbagai pertanyaan tentang dampaknya pada kulit. Apakah cara ini benar-benar efektif, atau justru membawa risiko yang tidak terduga? Yuk, cari tahu apa dampak dari menggunakan baby oil untuk tanning melalui artikel berikut!
1. Kerusakan kulit dan perubahan pigmen

Menggunakan baby oil untuk tanning dapat memberikan efek yang berbahaya bagi kulit, terutama dalam jangka panjang. Salah satu dampaknya adalah kerusakan kulit, yang terjadi akibat sinar UV yang menembus lapisan kulit lebih dalam tanpa penghalang efektif.
Baby oil tidak memantulkan sinar matahari, sebaliknya malah membiarkan sinar tersebut meresap ke lapisan kulit yang lebih dalam, meningkatkan risiko sunburn dan kerusakan sel kulit. Selain itu, paparan berulang dapat menyebabkan perubahan pigmen, seperti bintil gelap atau hiperpigmentasi yang tidak merata.
"Hal ini dapat membuat warna kulit menjadi tidak merata, munculnya bintik-bintik akibat paparan sinar matahari, penggelapan pada tahi lalat, dan memperparah masalah pigmentasi yang sudah ada, seperti melasma," jelas Michele Farber, dokter kulit bersertifikat di Schweiger Dermatology Group, dengan spesialisasi kanker kulit, dilansir Byrdie.
Perubahan ini terjadi karena sinar UV mempengaruhi produksi melanin dalam kulit, yang bisa merusak keseimbangan warna kulit alami dan meningkatkan risiko kanker kulit. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami risiko ini sebelum menggunakan baby oil sebagai metode untuk berjemur.
2. Peningkatan risiko kanker kulit

“Baby oil memang dapat membuat kulit lebih cepat kecokelatan karena menyerap sinar matahari dengan lebih baik,” kata Shari Sperling, dokter kulit bersertifikat di Sperling Dermatology, dilansir Byrdie “Namun, risikonya tidak sebanding dengan kerusakan kulit dan kemungkinan terkena kanker kulit,” tambahnya.
Menggunakan baby oil untuk tanning juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit secara signifikan. Hal ini terjadi karena baby oil tidak memiliki perlindungan terhadap sinar UV, yang justru memungkinkan sinar matahari menembus lapisan kulit lebih dalam tanpa hambatan.
Paparan sinar UV yang berlebihan dapat merusak sel kulit dan DNA, meningkatkan risiko perkembangan sel kanker. Tanpa perlindungan, sinar UV juga dapat menyebabkan kerusakan sel yang memicu mutasi genetik, berpotensi mengakibatkan kanker kulit seperti melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.
3. Penuaan dini

Selain risiko terkena kanker kulit, menggunakan baby oil untuk tanning dapat mempercepat terjadinya penuaan dini pada kulit. Paparan sinar UV yang meningkat akibat penggunaan baby oil merusak kolagen dan elastin, yaitu komponen penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis.
Tentu saja hal tersebut membuat kulit lebih cepat mengalami kerutan, garis halus, bintik-bintik gelap, serta kehilangan kelembapan alami. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada lapisan kulit dapat membuat kulit tampak tipis dan rentan, sehingga tanda-tanda penuaan menjadi lebih jelas.
4. Risiko terbakar sinar matahari

Baby oil diketahui dapat memperkuat penyerapan sinar UV ke dalam kulit, sehingga kulit lebih cepat terbakar meskipun hanya terkena sinar matahari dalam waktu singkat. Kulit yang terbakar biasanya terasa perih, kemerahan, dan panas saat disentuh.
Dalam kasus yang parah, luka bakar ini dapat menyebabkan kulit mengelupas, terbentuknya lepuhan, hingga jaringan parut permanen. Tidak hanya itu, luka bakar akibat sinar matahari juga dapat menyebabkan dehidrasi, memperparah kerusakan kulit, dan meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.
5. Sensasi tidak nyaman dan dehidrasi

Meskipun memberikan efek mengilap pada kulit, namun, sebenarnya penggunaan baby oil untuk tanning dapat membuat kulit lebih rentan terhadap panas karena memerangkap sinar matahari pada permukaan kulit. Hal ini dapat menyebabkan sensasi panas berlebih, iritasi, bahkan rasa perih terutama pada kulit yang sensitif.
Selain itu, paparan sinar matahari yang berkepanjangan tanpa perlindungan yang memadai dapat mengurangi kadar kelembapan alami kulit, mengakibatkan dehidrasi. Kulit yang kekurangan kelembapan akan terasa kering, kasar, dan kehilangan elastisitasnya, sehingga memperburuk dampak buruk dari tanning.
Menggunakan baby oil untuk tanning mungkin tampak menarik karena hasilnya yang cepat, tetapi risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Demi menjaga kesehatan dan keindahan kulit jangka panjang, sebaiknya pilih metode yang aman dan selalu menggunakan perlindungan seperti tabir surya saat terpapar sinar matahari.