Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Kandungan Skincare yang Harus Dihindari saat Breakout, Catat!

Ilustrasi Kulit Berjerawat (Pexels/Polina Tankilevitch)
Intinya sih...
  • Isopropyl myristate dapat memicu timbulnya jerawat atau komedo karena bersifat comedogenic
  • Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dapat menyebabkan iritasi dan peradangan yang merusak kulit wajah
  • Kandungan fragrance, essential oils, garam laut, minyak kelapa, alkohol pengering, dan lanolin bisa memperburuk kondisi jerawat

Breakout adalah kondisi kulit ketika jerawat muncul secara tiba-tiba dalam jumlah yang cukup banyak, biasanya disertai dengan kemerahan, peradangan, atau rasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti perubahan hormon, stres, pola makan, atau penggunaan produk skincare yang tidak cocok.

Saat breakout, kulit biasanya lebih sensitif dan mudah iritasi, sehingga membutuhkan perawatan ekstra hati-hati agar tidak memperparah kondisinya. Sayangnya, ada beberapa kandungan dalam produk skincare yang justru bisa memperparah masalah ini.

Alih-alih membantu, kandungan-kandungan ini berpotensi menyebabkan iritasi, memperburuk peradangan, atau bahkan memicu munculnya jerawat baru. Apa saja itu? Yuk, simak di bawah ini!

1. Isopropyl Myristate

ilustrasi jerawat (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Isopropyl myristate adalah bahan yang sering kali ditemui di produk pelembap. Kandungan ini berfungsi untuk membantu agar produk bisa menyerap lebih dalam ke kulit dan tekstur yang lebih kental. Namun, kandungan ini bersifat comedogenic, sehingga bagi pemilik kulit berjerawat, bahan ini justru bisa memicu timbulnya jerawat atau komedo.

“Satu kekurangan yang sudah terbukti dari isopropil miristat adalah kemampuannya menyumbat pori-pori. Simpelnya, kalau kamu berjerawat atau rentan mengalami breakout, sebaiknya hindari bahan ini. Walaupun isopropil miristat bagus karena membantu bahan lain meresap lebih efektif ke dalam kulit, efek ini juga bisa jadi masalah,” tutur Sheel Desai Solomon, MD, idermatologis bersertifikat di North Carolina, dikutip Byrdie. 

Ia pun juga mengingatkan bahwa orang dengan rosacea atau kulit yang sangat sensitif perlu ekstra hati-hati terhadap formula yang mengandung isopropil miristat, terutama jika dipadukan dengan bahan aktif yang cenderung mengiritasi, seperti retinoid dan berbagai acid.

2. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)

Ilustrasi jerawat genetik (freepik.com/Freepik)

Sodium Lauryl Sulfate atau SLS adalah salah satu bahan yang sering kali dihindari. Agen pembersih ini berfungsi untuk menghasilkan busa, namun sering kali jadi penyebab terjadinya iritasi, terutama bagi para pemilik kulit sensitif.  

SLS adalah surfaktan (zat kimia yang berfungsi mengangkat kotoran dan minyak dari kulit) yang diketahui dapat menyebabkan iritasi dan peradangan yang cukup serius. Penggunaan SLS bisa merusak lapisan pelindung kulit dan memperburuk breakout yang sedang aktif. Ini karena SLS mengikir minyak alami kulit, sehingga iritasi pada kulit wajah dapat memburuk. 

3. Parfum

jerawat genetik bisa muncul pada usia yang lebih muda (freepik.com/Freepik)

Dilansir Byrdie, kandungan seperti "fragrance," "perfume," atau "parfum" di daftar bahan bisa menyembunyikan campuran puluhan bahan kimia. Campuran ini sering kali dirancang untuk memberikan aroma yang menarik, tetapi sayangnya banyak di antaranya berpotensi mengiritasi kulit, terutama untuk kamu yang memiliki kulit rentan berjerawat.

Menurut Dr. Joshua Zeichner, seorang dermatologis, "Fragrance sintetis adalah salah satu penyebab utama alergi kulit. Ini dapat memicu peradangan dan iritasi, yang membuat proses pengobatan jerawat menjadi jauh lebih rumit".

Iritasi yang disebabkan oleh bahan ini tidak hanya menghambat penyembuhan jerawat, tetapi juga dapat memperburuk kondisi kulit secara keseluruhan, termasuk merusak skin barrier yang penting untuk melindungi kulit. Jadi, jika kamu memiliki kulit berjerawat atau sensitif, langkah terbaik adalah memilih produk skincare yang mencantumkan "fragrance-free" atau "unscented". 

4. Essential oil

ilustrasi mengaplikasikan minyak bulus pada bekas jerawat (pexels com/Ron Lach)

Dalam laman tersebut, Dr. Joshua Zeichner juga menekankan bahwa bukan hanya parfum, essential oils juga menjadi bahan yang perlu diwaspadai oleh para pemilik kulit sensitif. Meskipun terdengar lebih “alami” dan ramah kulit, beberapa essential oils memiliki potensi iritasi yang serupa dengan bahan kimia sintetis.

Sebagai contoh, minyak lavender dan minyak tea tree sering digunakan dalam produk skincare, tetapi pada beberapa orang, mereka dapat menyebabkan reaksi sensitivitas. Menurutnya, essential oils adalah senyawa yang sangat terkonsentrasi dan dapat menyebabkan iritasi jika diaplikasikan langsung ke kulit. Karena itu, essential oils biasanya harus diencerkan terlebih dahulu dengan carrier oil sebelum digunakan.

"Namun, tidak semua carrier oil cocok untuk semua jenis kulit. Memilih carrier oil yang tepat itu penting karena beberapa di antaranya dapat menyumbat pori-pori," tambahnya. 

5. Sodium Chloride

jerawat parah dipengaruhi oleh faktor genetik (freepik.com/Freepik)

Sodium chloride atau yang lebih dikenal sebagai garam laut atau garam maris adalah istilah teknis untuk garam. Garam sering kali digunakan dalam produk pembersih karena manfaatnya sebagai eksfoliator alami dan kemampuannya untuk mengentalkan formulasi, sehingga menciptakan tekstur yang diinginkan.

Nah, jika kamu merupakan pemilik kulit sensitif, eksfoliator yang diaplikasikan secara agresif dapat menyebabkan microtears, atau robekan kecil pada kulit yang memperburuk kondisi jerawat. Untuk itu, agen pembersih yang ditemukan di produk eksfoliator ini perlu dihindari, bersamaan juga dengan scrub atau bahan-bahan yang mengandung microbeading karena meskipun terasa efektif, produk semacam ini bisa merusak skin barrier dan memperparah peradangan. 

6. Cocoa dan coconut butter

ilustrasi jerawat (freepik.com/wayhomestudio)

Dilansir Hero Cosmetics, meskipun sering dianggap sebagai penyelamat bagi kulit yang sangat kering, minyak kelapa memiliki reputasi sebagai bahan yang sangat komedogenik, yang berarti dapat menyumbat pori-pori dan berisiko menyebabkan jerawat, terutama bagi kulit yang sensitif. Pasalnya, minyak kelapa mengandung lemak tak jenuh dan lemak jenuh, termasuk asam linoleat dan asam laurat.

"Meskipun kadar asam linoleat yang tinggi bisa bermanfaat untuk kulit berjerawat, asam laurat dikenal dapat memicu breakout. Bagi mereka yang memiliki kulit berminyak atau rentan berjerawat, Gunn menyarankan untuk menghindari penggunaan minyak kelapa, karena bisa menyumbat pori-pori dan memperburuk kondisi jerawat," jelas Dr. Noah Gratch, MD, FAAD, dermatologis di MDCS Dermatology di New York.

Hal serupa juga berlaku untuk cocoa butter, bahan pelembap kaya yang sering digunakan untuk menghidrasi kulit. Namun seperti minyak kelapa, cocoa butter juga dianggap sebagai bahan komedogenik yang dapat menyumbat pori-pori dan memicu jerawat.

7. SD Alcohol 40, denatured alcohol, ethanol, dan isopropyl alcohol

ilustrasi jerawat di hidung (cureskin.com)

Produk yang mengandung alkohol pengering seperti SD Alcohol 40, denatured alcohol, etanol, atau isopropyl alcohol sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki kulit rentan berjerawat. Ini karena alkohol jenis ini dapat mengeringkan kulit dan menyebabkan peradangan.

Ketika digunakan dalam toner atau produk eksfoliasi yang diaplikasikan ke seluruh wajah, alkohol ini bisa menjadi sangat mengeringkan dan mengiritasi kesehatan kulit secara keseluruhan. Sayangnya, orang cenderung menggunakan bahan-bahan ini karena mereka merasa bahan tersebut dapat 'mengeringkan' jerawat.

Namun pada kenyataannya, mereka sangat sedikit membantu mencegah jerawat di masa depan dan malah dapat memperburuk kondisi jerawat yang ada. Akan tetapi, ada beberapa jenis alkohol yang tidak mengeringkan dan tidak mengiritasi, jadi ini bukan aturan yang mutlak untuk menghindari semua jenis alkohol.

8. Lanolin

ilustrasi kondisi wajah dengan jerawat ringan (pixabay.com/Kjerstin_Michaela)

Lanolin, lemak yang diperoleh dari wol domba, merupakan bahan yang umum ditemukan dalam salep, namun sebaiknya dihindari bagi mereka yang memiliki kulit berjerawat. Lanolin termasuk bahan komedogenik yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya jerawat di masa depan.

Meskipun lanolin juga banyak digunakan oleh ibu menyusui untuk meredakan puting yang lecet atau nyeri, tergantung pada tingkat keparahan jerawat yang dialami, sebaiknya kamu mempertimbangkan kembali penggunaannya di area tubuh mana pun. Mengingat efeknya yang dapat menyumbat pori-pori, lebih baik berhati-hati dalam memilih produk yang mengandung lanolin, terutama jika kulitmu cenderung berjerawat.

Untuk itu, sebaiknya kamu memastikan kembali ragam kandungan yang terdapat di skincare, terutama jika kamu memiliki kondisi kulit berjerawat dan sensitif. Jangan lupa untuk melakukan tes terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan produk baru ke wajah, ya! 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Hani Safanja
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us