Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perhatikan 5 Hal Ini Saat Melakukan Aksi Women Empowerment

ilustrasi women empowerment (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi women empowerment (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Women empowerment atau pemberdayaan perempuan telah menjadi isu lama yang secara konsisten terus disuarakan dan didorong oleh berbagai pihak. Gerakan ini bertujuan untuk membebaskan perempuan dari bias gender serta memaksimalkan kemampuan dan perannya di berbagai aspek kehidupan.

Peran generasi muda sepertimu juga penting nih buat terus mendorong pemberdayaan perempuan. Kamu bisa memulainya dari diri sendiri atau membentuk komunitas bersama teman-teman. Hanya saja dalam perjuangannya, jangan sampai kamu justru mengabaikan lima hal mendasar dalam women empowerment seperti di bawah ini.

1. Dilarang mencela perempuan dengan pilihan hidup yang berbeda

ilustrasi memimpin rapat (pexels.com/Tiger Lily)
ilustrasi memimpin rapat (pexels.com/Tiger Lily)

Women empowerment tidaklah dimaksudkan untuk memaksa semua perempuan mengejar karier atau bekerja di luar rumah. Segala bentuk pemaksaan terhadap perempuan justru bertolak belakang dengan semangat pemberdayaan perempuan.

Perempuan harus tetap punya pilihan dalam hidupnya. Jadi salah apabila kamu menjadi bersikap sinis pada perempuan yang dengan keinginannya sendiri memilih buat tidak bekerja dan mengurus keluarga saja. 

2. Jangan jatuh dalam sikap meremehkan atau membenci pria

ilustrasi diskusi (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi diskusi (pexels.com/RODNAE Productions)

Women empowerment tidak ada kaitannya dengan kebencian terhadap pria. Setiap kamu mulai sukar untuk memisahkan kedua hal ini, ingat kembali tujuan dari women empowerment. 

Meski dominasi pria dapat menghambat pemberdayaan perempuan, membenci mereka bukanlah solusi. Yang diperlukan adalah membangun kesadaran bersama bahwa kedudukan pria dengan perempuan setara.

Perempuan memiliki kemampuan untuk berperan lebih dalam kehidupan dan hak-hak sebagaimana pria. 

3. Keterlibatan pria justru penting untuk memaksimalkan hasil

ilustrasi teman kantor (pexels.com/Theo Decker)
ilustrasi teman kantor (pexels.com/Theo Decker)

Alih-alih dibenci, pria justru penting buat dilibatkan dalam setiap upaya women empowerment. Ketika pria telah menyadari kesetaraan kedudukan antara diri mereka dengan perempuan, sikap menghargai dan saling mendukung akan terbentuk.

Pria mendorong pasangannya guna berkecimpung dalam bidang yang diminatinya, bukan malah melarang-larang. Dengan dukungan seorang ayah pula, anak laki-laki tumbuh dengan respek besar pada perempuan. Sedang anak perempuan tak merasa ragu untuk bermimpi serta menggali potensi diri.

4. Fokus pada pengembangan diri

ilustrasi pengembangan diri (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi pengembangan diri (pexels.com/RODNAE Productions)

Aksi-aksi women empowerment tidak akan dapat mencapai tujuannya apabila hanya diisi dengan kalimat-kalimat motivasi. Wajib ada kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan perempuan untuk mengembangkan dirinya.

Perempuan harus mengikuti pendidikan sampai jenjang yang cukup. Guna menambah skill, pelatihan sesuai minat juga perlu diikuti.

Tak berhenti sampai di situ, perempuan yang ingin bekerja atau berkarya kudu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya agar mereka dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya dan memperoleh penghasilan.

5. Harus siap menjadi pribadi yang lebih mandiri

ilustrasi perempuan mandiri (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi perempuan mandiri (pexels.com/Thirdman)

Tantangan besar dalam women empowerment sering kali adalah rasa ragu perempuan sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri. Ada ketidakpercayaan diri, rasa telanjur nyaman bergantung pada pria, bahkan ketakutan menjadi perempuan berdaya berarti kehilangan sisi femininnya. Ketiga hal di atas harus diatasi.

Perempuan perlu menyukai kemandirian dan menyadari manfaatnya dalam kehidupan mereka sampai jauh ke masa depan. Jangan satu sisi ingin menjadi perempuan yang berdaya, tapi di sisi lain juga ogah mandiri.

Walau saat ini perempuan makin leluasa dalam berkiprah dan menentukan tujuan hidupnya, upaya pemberdayaan perempuan masih perlu terus dilakukan sampai tidak ada lagi komentar sinis agar perempuan mengurus rumah tangga saja, tak usah sekolah tinggi-tinggi, dan semacamnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Bahaya Memendam Stres Sendirian, Jangan Dianggap Sepele!

28 Des 2025, 23:15 WIBLife