Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Mitos Mendaki Gunung yang Populer, Percaya atau Tidak?

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)

Mitos identik dengan cerita tentang asal-usul yang biasanya dikaitkan dengan hal-hal gaib dan takhayul. Di Indonesia, tidak sedikit yang percaya dan meyakini keberadaan cerita-cerita mitos, salah satunya mitos saat mendaki gunung.

Namun, tidak jarang masyarakat modern saat ini yang mungkin sudah tidak percaya dengan mitos dan hal-hal berbau takhayul. Meski begitu, ada beberapa mitos mendaki gunung yang sejak dulu hingga sekarang masih populer. Masih ada segelintir masyarakat yang percaya dengan mitos-mitos ini.

Apa saja mitos mendaki gunung yang populer? Simak selengkapnya di bawah ini, ya!

1. Jangan mengambil apa pun yang ada di gunung

ilustrasi pendaki beristirahat (pexels.com/Oleksandr P)

Mitos mendaki gunung yang pertama adalah perintah untuk jangan mengambil dan membawa pulang apa pun yang ada di gunung. Sebab perbuatan tersebut dianggap tidak mencintai alam.

Setiap pendaki dianjurkan untuk tidak mengambil dan membawa pulang apa pun dari gunung, baik bunga, tanaman, kayu, dan sebagainya. Biarkan mereka tumbuh dengan baik di sana.

2. Jangan menangkap atau membunuh binatang

ilustrasi dua orang hendak mendaki gunung (unsplash.com/Toomas Tartes)

Setiap pendaki disarankan untuk jangan pernah sekali-sekali menangkap atau bahkan membunuh binatang liar yang ada di gunung. Bahkan, binatang kecil pun sebaiknya dibiarkan saja, alih-alih menangkap atau membunuhnya.

Biarkan keadaan alam di gunung tetap alami dan berjalan secara natural. Jika ada binatang yang mengganggu, bisa dihindari dengan melakukan cara-cara tertentu yang tidak mengancam ekosistem gunung.

3. Jangan mendaki dengan jumlah ganjil

ilustrasi pendaki naik (freepik.com/wirestock)

Mitos mendaki gunung berikutnya yang cukup terkenal adalah jangan mendaki dengan jumlah pendaki ganjil. Konon, jika aturan ini dilanggar, para pendaki akan mengalami masalah selama pendakian.

Salah satu mitos yang paling populer di kalangan masyarakat adalah rombongan pendaki yang jumlahnya ganjil akan ditambah satu oleh makhluk lain agar menjadi genap. Selain itu, mitos ini menyebut bahwa rombongan pendaki ganjil akan dihadapkan dengan masalah-masalah yang seolah melarang mereka menuju puncak.

4. Jangan mengeluh

ilustrasi pendaki gunung (exels.com/Muhammad Syahroyni )

Mendaki gunung memang melelahkan. Apalagi barang yang dibawa banyak dan trek yang dilewati cukup sulit. Namun, ada suatu mitos yang mengatakan kalau pendaki tidak boleh mengeluh selama pendakian.

Banyak orang yang percaya bahwa keluhan yang diucapkan tersebut justru akan terkabul saat berada di gunung. Oleh sebab itu, orang-orang yang percaya dengan mitos ini biasanya hanya akan mengeluh di dalam hati saja.

5. Jangan bersiul

ilustrasi mengumpulkan sampah (freepik.com/pvproductions)

Siapa yang punya kebiasaan bersiul? Salah satu mitos mendaki gunung yang juga cukup terkenal adalah pendaki dilarang bersiul selama pendakian. Mitos ini percaya bahwa bersiul bisa memanggil arwah yang sudah meninggal.

Tidak hanya pada satu gunung tertentu, tapi juga setiap gunung yang didaki. Sebab, setiap gunung dipercaya memiliki penunggu yang bersifat baik maupun jahat.

6. Menginjak tanah tiga kali dan salam

ilustrasi mendaki (unsplash.com/Carlos)

Mitos mendaki gunung berikutnya berlaku khusus bagi para pendaki Gunung Ciremai, Jawa Barat. Para pendaki Gunung Ciremai dianjurkan untuk melakukan ritual dengan injak bumi tiga kali dan mengucapkan salam.

Ritual ini dipercaya sebagai cara agar para pendaki tidak diganggu oleh makhluk lain selama melakukan pendakian.

7. Jangan mendaki saat haid

ilustrasi beristirahat saat hiking (freepik.com/wayhomestudio)

Mitos terakhir yang tak kalah sering didengar adalah tidak boleh mendaki gunung saat sedang dalam masa haid bagi perempuan. Mitos ini meyakini bahwa perempuan yang haid bisa mengundang makhluk halus untuk menghampirinya atau rombongannya.

Selain itu, larangan ini sebenarnya juga mengacu pada keadaan fisik perempuan yang sedang haid mungkin akan lebih cepat lelah, sehingga tidak dianjurkan untuk mendaki gunung.

Nah, itu tadi beberapa mitos mendaki gunung yang populer dan menarik untuk diketahui. Setiap orang bebas untuk percaya atau tidak dengan mitos-mitos di atas. Tertarik membuktikannya sendiri?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Yogama Wisnu Oktyandito
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us