31 Rumah Sakit dan 122 Puskesmas Terdampak Banjir Sumatra-Aceh

- 125 jembatan putus di Aceh, memutuskan hubungan antar-desa dan kecamatan
- Fasilitas kesehatan lumpuh, dokter terdampak dan rumah sakit terendam
Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Benjamin Paulus Octavianus, memaparkan kondisi terkini penanganan layanan kesehatan di tiga provinsi terdampak bencana banjir dan banjir bandang, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Kemenkes mencatat total 31 rumah sakit dan 156 puskesmas terdampak, yakni Aceh sebanyak 13 rumah sakit dan 122 puskesmas, Sumatra Utara sebanyak 18 rumah sakit dan 22 puskesmas, serta Sumatra Barat 9 puskesmas.
“Tugas yang diberikan kepada kami adalah memastikan fasilitas kesehatan mana yang masih bisa beroperasi, mana yang tidak, dan bagaimana dukungan SDM serta kebutuhannya,” kata Benjamin dikutip YouTube Kemenkes, Sabtu (6/12/2025).
1. Sebanyak 125 jembatan putus

Pria yang disapa Benny ini mengatakan, saat meninjau wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, dia melihat kerusakan infrastruktur terjadi secara masif.
“Bayangkan, ada 125 jembatan rusak di kabupaten itu. Terputuslah hubungan antar-desa, antar-kecamatan, hampir semuanya,” ujar dia.
2. Fasilitas kesehatan lumpuh

Benny mengatakan, kondisi fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut juga lumpuh. Satu rumah sakit dengan 22 dokter spesialis hanya mampu menghadirkan satu dokter karena SDM yang juga terdampak dan akses jalan terputus.
“Dokternya tidak bisa datang ke rumah sakit. Tidak ada BBM, tidak ada listrik, tidak ada air,” kata dia.
3. Rumah sakit terendam dan tutup

Masalah berbeda muncul di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Dia mengatakan, banjir di kawasan ini tak kunjung surut hingga hari kesembilan dan merendam rumah sakit serta permukiman.
“Rumah sakit terendam sembilan hari. Lantai satu terendam, alat-alat tidak bisa dipakai, rumah sakit tutup,” ujar Benjamin.
Pasien pun dialihkan ke RS Putri Bidadari di Kampung Petian, rumah sakit swasta tipe B dengan lebih dari 300 tempat tidur yang tidak terdampak banjir.
“Kami men-support rumah sakit swasta agar bisa menampung pasien dari Tanjung Pura,” kata dia.
4. Pemadaman listrik buat pelayanan medis terhambat

Pemadaman listrik total membuat pelayanan medis semakin terhambat. Tanpa listrik, pasokan oksigen tidak tersedia, bank darah terancam rusak, dan vaksin tidak bisa disimpan dengan aman.
“Mereka membutuhkan oksigen konsentrat. Kemarin dari Halim sudah dikirim. Kami juga koordinasi dengan Pertamina untuk mengirimkan 1.000 liter BBM agar genset rumah sakit bisa menyala,” ujar dia.
5. Kemenkes bentuk HEOC di tiga provinsi

Guna memastikan koordinasi satu pintu, Kemenkes pun membentuk Health Emergency Operation Center (HEOC) di Banda Aceh, Medan, dan Padang.
“Tugasnya mengatur alur kebutuhan dan memastikan bantuan tidak tumpang tindih. Kabupaten harus melapor ke pusat krisis provinsi agar koordinasinya jelas,” ujar Benny.
Menurut dia, penanganan saat ini difokuskan pada pendataan dan langkah cepat untuk memastikan faskes yang masih bisa beroperasi mendapat dukungan alat habis pakai, oksigen, hingga SDM.



















