Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Angka Prevalensi Stunting Baru Turun 0,1 Persen dari Target 14 Persen

Menkes Budi Gunadi Sadikin buka acara peluncuran program PPDS Hospital Based 2024 (Youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)
Menkes Budi Gunadi Sadikin buka acara peluncuran program PPDS Hospital Based 2024 (Youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)

Jakarta, IDN Times - Angka prevalensi stunting di Indonesia baru turun 0,1 persen dari target 14 persen.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, rendahnya angka tersebut karena belum ditemukan model implementasi yang sesuai dari program pengentasan stunting yang sudah dilakukan.

"Masalah eksekusi, implementasi di lapangannya belum ketemu model yang pas. Itu yang sekarang sedang kita cari model pasnya apa," kata Budi, dikutip dari ANTARA, Rabu (8/5/2024).

1. Tak ada daerah yang konsisten

Ilustrasi penanganan stunting. (Dok. Istimewa)
Ilustrasi penanganan stunting. (Dok. Istimewa)

Budi mengatakan, pihaknya juga belum menemukan implementasi yang konsisten untuk menekan prevalensi stunting di daerah.

"Gak ada satu daerah yang konsisten di satu provinsi, bahkan di satu kabupaten/kota sedikit sekali yang bisa (konsisten)," kata Budi.

Tak heran jika penurunan angkanya pun hanya sedikit, dari semula 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

2. Jumlah anak baru stunting bertambah

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi, mengatakan, penyebab sedikitnya penurunan prevalensi stunting juga karena jumlah anak yang baru stunting bertambah.

"Jadi, yang keluar 1,2 juta, yang masuk juga sekitar 1,2 juta. Bedanya cuma ratusan ribu, sehingga nanti kita evaluasinya adalah karena yang masuk stunting itu cukup deras," katanya.

3. Kemenkes lakukan evaluasi

Pemberian bantuan telor kepada 50 warga untuk cegah stunting. foto Humas OIKN (IDN Times/Ervan)
Pemberian bantuan telor kepada 50 warga untuk cegah stunting. foto Humas OIKN (IDN Times/Ervan)

Kemenkes pun selanjutnya melakukan evaluasi atas rendahnya penurunan prevalensi tersebut.

Di antaranya dengan memperhatikan anak-anak yang masuk ke dalam kategori waisting atau 'calon stunting.

"Kemudian melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol pencegahan stunting yang ideal," kata dia.

Protokol itu adalah membantu ibu hamil, membantu bayi dua tahun, dan ibu menyusui.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us