Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Krisis Iklim pada Anak, dari Stunting sampai Putus Sekolah

Deputi Peningkatan Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti di Kantor Kemenko PMK Kamis (24/4/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Deputi Peningkatan Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti di Kantor Kemenko PMK Kamis (24/4/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendorong semua pihak baik pusat maupun daerah, agar bekerja sama mengatasi dampak perubahan iklim pada anak.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengungkapkan, dampak perubahan iklim terhadap anak ternyata tidak sederhana

"Selama ini kan kita selalu bicara dampak perubahan iklim dari sisi ekonomi, dari sisi lingkungan hidup pada khususnya, tapi sedikit sekali yang melihat dampak perubahan iklim dari anak-anak," ujar Woro di kantor Kemenko PMK, Kamis (25/4/2024).

1. Kekeringan bisa sebabkan stunting

puskesmaskutaselatan.badungkab.go.id
puskesmaskutaselatan.badungkab.go.id

Woro mengungkapkan, dampak krisis iklim pada anak akan terjadi pada berbagai sektor, mulai pendidikan sampai kesehatan. Dia mencontohkan, kekeringan yang berkepanjangan berdampak pada kerawanan pangan, yang bisa menyebabkan naiknya angka stunting. 

"Jadi kalau kita lihat sebagai contoh di NTT ini, dampak kekeringan di NTT ini berdampak pada kerawanan pangan, yang kemudian menyebabkan angka stunting di beberapa kabupaten di NTT sangat tinggi," katanya.

2. Krisis iklim berdampak pada pendidikan

Beberapa siswa yang turut serta dalam kegiatan upacara (kemdikbud.go.id/dok.kemendikbud)
Beberapa siswa yang turut serta dalam kegiatan upacara (kemdikbud.go.id/dok.kemendikbud)

Woro menambahkan, dampak krisis iklim juga membuat anak-anak terpaksa meninggalkan waktu belajar karena ikut mengambil air saat terjadi kekeringan.

"Jadi ini sebenarnya hanyalah suatu studi yang memantik, saya katakan mematik semua pihak untuk berfikir sudut pandang anak ketika bicara perubahan iklim ini,"paparnya.

3. Anak-anak tak hanya objek tapi subyek

ilustrasi para siswa (pexels.com/Nasirun Khan)
ilustrasi para siswa (pexels.com/Nasirun Khan)

Dia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan organisasi nonprofit Save The Children Indonesia untuk menyadarkan dampak perubahan iklim terhadap anak-anak, dan perlunya upaya meningkatkan ketahanan.

"Makanya sedang kita dorong untuk sama-sama meningkatkan penyadaran kepada semua pihak sampai kepada tingkat daerah, untuk bersama-sama bekerja mengatasi dampak perubahan iklim terhadap anak, dan juga membangun resiliensi dari anak-anak. Jadi tadi disampaikan bahwa kita ingin anak-anak tidak hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek," ujar Woro.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Dini Suciatiningrum
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us