Anies Beberkan Penyebab Maraknya Kasus DBD di Jakarta Selatan
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah mengetahui penyebab wilayah Jakarta Selatan menjadi daerah paling banyak alami kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Untuk mencegah dampak DBD meluas, Pemerintah Provinsi DKI terus berupaya melakukan sejumlah langkah. Anies pun berharap warga juga mencegah potensi-potensi berkembangnya nyamuk DBD.
1. Mayoritas terjadi di lahan terbuka
Anies menjelaskan mayoritas kasus DBD di Jakarta terjadi di lahan terbuka. Hal tersebut yang menyebabkan wilayah Jakarta Selatan terbanyak alami DBD.
“Kebanyakan terjadi di tempat-tempat yang dekat dengan ladang, kebun, di perumahan yang ada lahan-lahan terbuka. Itu yang banyak terjadi di tempat-tempat seperti itu,” ujar Anies dalam konferensi pers di Balaikota DKI Jakarta, Senin (4/2).
2. Tercatat ada 878 kasus DBD di DKI
Hingga kini, sudah terjadi 878 kasus DBD di DKI Jakarta. Jakarta Selatan masih jadi wilayah dengan kasus DBD terbanyak disusul Jakarta Timur dan Barat.
“Sekarang secara jumlah terbanyak di Jakarta Selatan 297 kasus, di Jakarta Timur 248 kasus, di Barat 233 kasus, di Utara 57 kasus, di pusat 43 kasus, dan Pulau Seribu tak ditemukan kasus,” kata Anies.
3. Anies minta respons cepat warga
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun mengimbau warga DKI untuk merespons cepat bila memiliki tanda-tanda terjangkit DBD.
“Jangan menunggu sampai parah, datangi langsung ke puskesmas kemudian periksa dan apabila harus dirawat maka kita akan siap untuk merawat,” tegasnya.
4. Pemprov DKI akan tanggung biaya perawatan DBD
Anies berjanji akan memberikan perawatan gratis bagi pasien DBD yang dirawat di RSUD. Warga pun tak perlu pusing dengan biaya sehingga lebih fokus pada pemulihan dan perawatan.
"Semua RSUD kita perawatannya gratis untuk kasus demam berdarah dan semuanya punya fasilitas bagus," kata Anies di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (3/2).
