Anies Temui Ibunda Cak Imin di Jatim Sebelum Isu Duet Bocor ke Publik

01 Sep 2023, 01:27 WIB

Bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan ketika menemui ibunda Cak Imin di Jombang, Jawa Timur pada 31 Agustus 2023. (Dokumentasi Tim Media Anies)

Jakarta, IDN Times - Di tengah riuh isu duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024, terungkap bahwa Anies telah sowan ke rumah Nyai Muhassonah Hasbullah, ibunda Muhaimin Iskandar.

Muhassonah bermukim di Jombang, Jawa Timur. Anies yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam sowan ke kediaman Ibunda Muhaimin didampingi sang istri, Fery Farhati.

Anies sowan ke kediaman Ibunda Muhaimin atau Cak Imin untuk bersilaturahmi dan meminta doa. "Setelah berbincang santai, Nyai Muhassonah Hasbullah pun mendoakan Anies," demikian isi keterangan tertulis yang dikutip, Kamis (31/8/2023) malam.

Nyai Muhassonah mendoakan Anies dalam Bahasa Arab yang lumayan panjang. Anies yang duduk di sebelah kanan Nyai Muhassonah terlihat menyimak dengan khidmat, doa yang dipanjatkan tersebut. Sesekali Anies dan Fery terdengar mengucapkan kata 'amiin' di sela-sela doa yang dipanjatkan oleh perempuan berusia 84 tahun tersebut.

Di dalam pertemuan Anies dengan Ibu Muhaimin, keduanya terlihat berbincang akrab. Kunjungan Anies ke rumah Ibu Muhaimain merupakan bagian dari kegiatannya selama berada di Jombang. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mendatangi beberapa tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

"Kami alhamdulillah bersyukur sekali bisa sampai di sini (Jombang)," tutur dia lagi.

1. DPP PKB mengaku tidak tahu ada agenda Anies temui Ibunda Cak Imin

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketika dikonfirmasi kepada Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Jawa Barat, Partai Kebangkitan Bangsa Syaiful Huda, dia mengaku tidak tahu ada agenda Anies mengunjungi kediaman ibunda Muhaimin di Jombang. Oleh sebab itu, Syaiful menyarankan agar publik menanyakan kepada Anies.

"Itu tanyakan ke Mas Anies (soal agenda di Jombang). Karena kami benar-benar tidak tahu. Itu soalnya agenda Mas Anies. Seperti yang saya sampaikan, saya kontak Gus Salam (KH Abdussalam), saya kebetulan alumni (Ponpes) Denanyar (di Jombang). Saya tanya 'Gus, jadi kapan Mas Anies ada agenda ke sana? Disampaikan oleh Gus Salam, ini (sudah direncanakan) sejak dua minggu yang lalu. Kata Beliau begitu," ujar Syaiful menirukan kalimat Gus Salam.

Saat ditanyakan soal sikap PKB, Syaiful mengatakan, belum bisa menyatakan hal tersebut sebelum digelar rapat pleno DPP PKB. Rapat tersebut diketahui bakal digelar pada Jumat (1/9/2023).

"Kami akan rapat bersama DPP menyangkut keputusan baru dari Pak Prabowo untuk penggantian dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) menjadi Koalisi Indonesia Maju. Kita tunggu saja, semoga dalam sehari atau dua hari ini sudah ada keputusan soal keberadaan PKB dengan koalisi baru yang diumumkan oleh Pak Prabowo," tutur dia lagi.

2. Tim 8 sebut nama AHY sebagai bakal cawapres Anies direspons secara beragam

Bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan ketika memberikan kuliah kebangsaan di FISIP UI. (Tangkapan layar YouTube FISIP UI)

Sementara, sejak sore sudah santer dikabarkan Partai Nasional Demokrat (NasDem) sudah mengikat perjanjian kerja sama politik dengan PKB. Hal itu diputuskan secara sepihak oleh Ketum Partai NasDem Surya Paloh pada 29 Agustus 2023 lalu di NasDem Tower. Paloh juga menetapkan Cak Imin sebagai pendamping Anies di Pemilu 2024.

Berdasarkan keterangan dari Partai Demokrat, Anies tidak menyampaikan keputusan itu secara langsung kepada dua pimpinan parpol lainnya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu justru mengutus Sudirman Said untuk menyampaikan kabar tersebut. Tak heran bila Demokrat merespons dengan sangat marah.

Namun, di dalam keterangan tertulis, Sudirman mengatakan sosok cawapres yang tersedia dan bersedia mendampingi Anies adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hal tersebut juga sudah disampaikan oleh Anies ke semua pimpinan parpol di koalisi pada Juni 2023 lalu. Mantan Menteri ESDM itu menyebut, pimpinan parpol merespons beragam ketika mendengar Anies memilih AHY.

"Pertama, ada partai yang berpandangan bahwa menyetujui dan meminta segera ditetapkan. Kedua, ada yang berbandangan bahwa tidak perlu terburu-buru menetapkan tapi menunggu jelang akhir pendaftaran (capres) sambil mengantisipasi bila muncul nama opsi lain," tutur dia.

Lantaran, tidak terdapat titik temu, maka proses penetapan bakal cawapres tidak jadi diputuskan ketika itu. Sudirman pun tidak menjelaskan dengan gamblang apakah Anies setuju dengan penetapan sepihak Paloh yang memasangkannya dengan Cak Imin.

3. Anies Baswedan juga petugas partai karena akan selalu ikut ketentuan dari NasDem

Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Indonesia, Anies Baswedan saat wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (15/5/2023). (IDN Times/Alya Achyarini)

Sementara, dalam pandangan analis politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, sejak awal pembentukan Koalisi Perubahan, Anies tidak memiliki kebebasan dan kedaulatan untuk menentukan sosok bakal cawapresnya. Menurutnya, Anies akan mematuhi apa kata NasDem dan Surya Paloh.

"Kalau Anies ingin tetap didukung dan di-endorse oleh NasDem ya tidak ada cerita ia bisa menolak keinginan SP (Surya Paloh). Itu lah sebabnya Anies seharusnya jangan merasa dirinya besar, karena pada akhirnya ia bukan ketua umum partai yang memutuskan siapa sosok pendampingnya di Pemilu 2024," ungkap Adi kepada IDN Times melalui telepon, pada Kamis (31/8/2023).

Realita itu justru menegaskan Anies tidak ubahnya seperti Ganjar Pranowo, sama-sama petugas partai. "Ini kan menegaskan bahwa selama ini Anies juga petugas partai. Ia tidak mandiri, tidak merdeka, ya dia bergantung ke partai deklarator pertama NasDem dan Surya Paloh," katanya.

Maka, menurut Adi, Anies tidak bisa menolak ketika dipaksa oleh Paloh agar berduet dengan Cak Imin di Pemilu 2024.