Benarkah Pemberian Susu Formula saat Bencana Sebabkan Diare pada Anak?

Jakarta, IDN Times - Pemberian susu formula kerap dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Padahal, air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Saat gempa 7 SR mengguncang Lombok, NTB, diperkirakan ada puluhan ribu pengungsi bayi dan anak-anak.
Data sementara di Kabupaten Lombok Utara terdapat 1.991 jiwa balita berusia nol sampai lima tahun dan 2.641 jiwa anak-anak berusia enam sampai sebelas tahun.
Pada masa tersebut, tak sedikit produsen susu formula menyalurkan bantuan susu formula bagi bayi dan anak-anak. Jika tidak diintervensi dengan baik, pemberian susu formula saat kondisi bencana justru dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare hingga kekurangan gizi. Lantas, bagaimana intervensi Kementerian Kesehatan menghadapi situasi tersebut?
1. Susu formula hanya boleh diberikan saat masa tanggap darurat

Ketua Sentra Laktasi Indonesia Wiyarni Pambudi mengatakan, pemberian susu formula pada bayi dan anak-anak di lokasi bencana hanya boleh diberikan saat masa tanggap darurat.
"Kalau untuk penanganan di tempat bencana, dari Kemenkes ada pedoman tegas bahwa pemberian makanan yang berasal dari pabrikan terbatas pada masa tanggap darurat 3-5 hari," jelas Wiyarni di Kementerian Kesehatan, Rabu (15/8).
2. Konselor laktasi telah dikerahkan ke posko pengungsian

Usai masa tanggap darurat, Wiyarni melanjutkan, bayi-bayi yang sebelumnya disusui ibunya diberikan fasilitas tenda nyaman supaya ibu bisa memberikan ASI lagi. Selain itu, Kemenkes juga menerjunkan konselor laktasi ke posko-posko pengungsian.
"Mereka sudah turun ke posko-posko untuk membantu melakukan relaktasi. Ibu-ibu yang sempat terputus (memberikan ASI) karena kondisi bencana, kami kasih relaktasi. Ada bantuan," ungkapnya.
Kecuali jika kondisi ibu telah meninggal, bayi boleh diberikan susu formula sebagai variasi makanan. Namun, tetap dalam pengawasan dan rekomendasi tenaga medis.
3. Pemberian susu formula meningkatkan risiko kurang gizi

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemberian bantuan berupa makanan untuk bayi dan balita tidak dapat dilakukan sembarangan di pengungsian. Menyusui dalam kondisi darurat harus terus dilakukan oleh ibu kepada bayi hingga usia 2 tahun atau lebih. Air susu ibu tidak bisa digantikan dengan susu formula.
"Sarana untuk penyiapan susu formula, seperti air bersih, alat memasak, botol steril dan lainnya sangat terbatas di pengungsian. Akibatnya, kasus-kasus penyakit diare di kalangan bayi usia di bawah enam bulan yang menerima bantuan susu formula dua kali lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak menerima bantuan itu. Bahkan pemberian susu formula akan meningkatkan risiko terjadinya kekurangan gizi dan kematian bayi," kata Sutopo.
Dalam beberapa pengalaman saat terjadi bencana, apalagi skala bencananya besar yang menyebabkan banyak pengungsi pada saat tanggap darurat bencana, susu formula dan susu bubuk adalah bantuan umum diberikan dalam keadaan darurat. Sayangnya, produk-produk tersebut seringkali dibagikan tanpa kajian dan pemantauan yang baik sehingga dikonsumsi oleh bayi dan anak-anak yang seharusnya masih perlu disusui.
UNICEF dan WHO sebagai Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengingatkan bahaya pemberian susu formula di pengungsian. Banyak kasus saat bencana di dunia, pemberian susu formula kepada balita dan anak-anak justru meningkatkan penderita sakit dan kematian. Di Indonesia, kasus pascabencana gempa di Bantul Yogyakarta, hendaklah dijadikan pelajaran. Pemberian susu formula kala itu justru meningkatkan terjadinya diare pada anak di bawah usia dua tahun. Di mana ternyata 25 persen dari penderita itu meminum susu formula.
Oleh karena itu, masyarakat/lembaga/relawan tanggap gempa diimbau tidak menyalurkan donasi susu formula dan produk bayi lainnya seperti botol, dot, empeng tanpa persetujuan dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. Ibu yang menyusui anaknya harus diberikan dukungan dan bantuan praktis untuk meneruskan menyusui. Mereka tidak boleh sembarang diberikan bantuan susu formula dan susu bubuk.