Berhaji Bukan soal Ibadah Wajib, tapi Harus Bisa Jaga Lingkungan

- Haji ramah lingkungan tak sekadar menjaga alam, tetapi juga meneruskan warisan terbaik kepada generasi mendatang.
- Aspek yang berdampak buruk bagi lingkungan selama penyelenggaraan ibadah haji harus diperhatikan, karena jumlah jemaah Indonesia sangat besar.
- Maskapai penerbangan juga harus mengganti kerugian akibat emisi dengan menanam pohon atau menghijaukan kembali hutan.
Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) meluncurkan buku panduan ibadah haji ramah lingkungan berjudul Responsible Green Hajj. Buku ini dibuat berkolaborasi dengan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam peluncuran buku tersebut, turut hadir anggota Komisi VIII DPR RI Maman Immanul Haq, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Anwar Abbas, Wakil Menteri Kehutanan Dr. Sulaiman Umar, Anggota Badan Pelaksana dan Dewan Pengawas BPKH.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander, mengatakan berhaji bukan hanya soal ibadah wajib, tapi juga harus bisa menjaga lingkungan. Terlebih, setiap musim haji, lebih dari 2 juta orang umat Islam berkumpul untuk melaksanakan ibadah haji.
Dengan jutaan orang berkumpul di satu tempat, ada banyak kemasan air minum dan makanan terbuat dari plastik. Hal meningkatkan jumlah limbah plastik dan bisa berdampak buruk bagi lingkungan.
“Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan dengan kesadaran spiritual dan sosial. Dengan hadirnya buku panduan Responsible Green Hajj, kami mengajak seluruh jamaah untuk memahami bahwa menjaga bumi adalah bagian integral dari ibadah itu sendiri,” ujar Harry Alexander di Muamalat Tower, Jakarta, Senin (23/6/2025).
1. Haji ramah lingkungan tak sekadar menjaga alam

Menurutnya, kampanye haji ramah lingkungan tak sekadar menjaga lingkungan. Menurutnya, apabila kesadaran mengelola sampah yang baik, penggunaan daya efisien juga bisa menjadi tradisi yang untuk diwariskan.
“Ini bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga meneruskan warisan terbaik kepada generasi mendatang agar mereka dapat menikmati bumi yang sehat dan lestari,” kata dia.
2. Aspek yang berdampak buruk bagi lingkungan harus diperhatikan

Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung, berharap aspek yang berdampak buruk bagi lingkungan selama penyelenggaraan ibadah haji harus bisa diperhatikan. Kesadaran terhadap haji ramah lingkungan itu bisa dimulai dari jemaah Indonesia
"Karena haji kita jumlahnya sangat besar," ucap Azrul.
3. Maskapai penerbangan juga harus mengganti kerugian akibat emisi

Azrul menyampaikan, maskapai penerbangan juga harus mengganti kerugian akibat emisi yang dikeluarkan. Salah satu caranya, menanam pohon atau menghijaukan kembali hutan.
"Kita bangun kesadaran mereka, mengganti emisi yang sudah mereka keluarkan, ini salah satu faktor yang harus diperhatikan," imbuhnya.