Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Budi Arie Temui Calon Wali Kota, Bahas Komitmen Smart City

Menkominfo, Budi Arie Setiadi saat menghadiri DTI-CX 2024 di JCC (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Menteri Kominfo ingin banyak kota cerdas di Indonesia dengan koordinasi kandidat wali kota.
  • Surabaya jadi proyek percontohan smart city, aturan mendukung bisa menyusul.
  • Kemenkominfo siapkan roadmap "Gigabit City" dengan konektivitas internet ultra cepat.

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengungkapkan keinginan mewujudkan banyak kota cerdas alias smart city di Indonesia. Adapun salah satu caranya dengan melakukan koordinasi dengan para kandidat wali kota di sejumlah daerah.

"Semua kandidat-kandidat beberapa wali kota ini udah ketemu saya kan nih dan kemungkinan jadi menang. Bukan, maksud saya, saya approach, pokoknya ini beresin smart city sehingga permudah, paling gak di tingkat informal lobi sudah jalan," kata Budi Arie saat menghadiri Digital Transformation Indonesia Conference & Expo (DTI-CX) 2024 di JCC, Rabu (31/7/2024).

Budi Arie pun menyebut Surabaya sebagai kota yang memiliki kemauan besar untuk menjadi proyek percontohan smart city di Indonesia.

1. Contoh smart city perlu dibuat

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi. (Dokumentasi Kemkominfo)

Menurut Budi Arie, aturan-aturan untuk mendukung proyek smart city bisa menyusul. Namun, paling penting saat ini adalah membuat contoh-contoh smart city di Indonesia.

Dengan adanya proyek percontohan, Budi Arie berharap minat pemerintah daerah bisa terpacu menjadikan kotanya sebagai smart city.

"Jangan dibuat susah. Nanti kalau sudah 10-20 kota ini sudah contoh, sudah bagus saya pikir kita bisa angkat. Jadi kita action dulu. Kalau kita aturan-aturan yang gak ada, eksekusinya juga susah. Paling gak Surabaya, Solo, Semarang, Bandung, Jakarta, Depok pokoknya kota-kota utama ini kita kalau sudah diberesin, orang Indonesia kan suka belajar dari contoh. Begitu daerah lain sudah mempraktikkan itu, melaksanakan itu dia contoh aja," tutur Budi Arie.

2. Kemenkominfo siapkan roadmap bangun Gigabit City

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyatno (IDN Times/Misrohatun)

Sebelumnya, Kemenkominfo telah menyiapkan roadmap untuk membangun "Gigabit City" atau kota digital. Mereka akan bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan bagi penyelenggara telekomunikasi untuk membangun infrastruktur digital yang diperlukan.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyatno mengatakannya dalam acara Tech & Telco Forum 2024 di Jakarta pada awal Juli lalu.

Gigabit City adalah sebuah konsep perkotaan yang memiliki konektivitas internet ultra cepat mencapai 1 gigabit per detik (Gbps).

Gigabit City harus memerhatikan kebutuhan yang di setiap wilayah di Indonesia yang berbeda-beda. Sebagai perbandingan, Singapura lebih mudah dalam membangun smart city karena minim tantangan demografi dibanding Indonesia.

"Internet yang kita harapkan adalah pemerataan distribusi, bagaimana kapasitas dan tentu kualitasnya," ujar Wayan.

Kominfo akan bertindak sebagai orkestrator. Sedangkan pemerintah daerah membantu menggelar jaringan untuk dimanfaatkan masyarakat.

Dia berharap ke depannya teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan), robotik hingga metaverse bisa diwujudkan, sehingga membutuhkan kecepatan luar biasa.

"Kami sedang membangun konsep untuk menghadapi perkembangan teknologi tersebut," katanya.

3. Konsep kota digital

Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) (IDN Times/Misrohatun)

Dalam menyusun roadmap Gigabit City, Kemenkominfo menetapkan basis yang dijadikan dasar pembelajaran agar konsepnya tepat guna. Pemerintah mengaku terus berkoordinasi dengan penyelenggara telekomunikasi dan asosiasi.

Wayan menjelaskan bahwa mereka mempersiapkan konsep kota digital yang menjadi contoh untuk bisa ditiru daerah-daerah lain. Dia tak mau ada invetasi luar biasa, tetapi tak relevan dengan hasilnya.

"Harus melihat peluang di sana, supply-demand masyarakat di sana, industri di sana. Kami sudah menyusun indeks transformasi digital," ujar Wayan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us