Kawal Bansos, Pemkab Asmat Terapkan Strategi 1 Tungku 3 Batu

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Asmat, Papua, menyampaikan apresiasi atas bantuan dari Kementerian Sosial. Bupati Asmat Elisa Kambu menegaskan pihaknya akan terus mengawal bantuan agar tepat sasaran.
Elisa merasa bangga kepada Mensos Tri Rismaharini karena datang dan menyapa warga di kawasan terpencil yakni Kampung Amagais dan Erosaman sebanyak dua kali. Ia yakin bantuan yang ada bisa mendorong perbaikan kehidupan masyarakat.
Untuk memastikan hal tersebut, Pemkab Asmat akan mengoptimalkan peran tiga jalur, yakni pemkab, tokoh agama dan tokoh adat.
"Tiga pihak ini seperti satu tungku tiga batu. Jadi pemerintah, gereja dan masjid, juga tokoh adat harus bersinergi," kata Elisa dalam siaran tertulis Kemensos, Senin (28/3/2022).
1. Istilah satu tungku tiga batu menunjukkan toleransi umat beragama
Elisa mengungkapkan, istilah satu tungku tiga batu lebih dikenal di Fakfak, Papua Barat, untuk menunjukkan toleransi beragama. Elisa menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan peran penting ketiga pihak mendorong perubahan di Asmat, terutama kualitas pendidikan.
"Kalau saudara kita dari suku tertentu dikasih kapal mereka bisa berlayar mencari ikan. Saudara kita lainnya dikasih cangkul bisa bercocok tanam. Kalau Papua harus melalui pendidikan," katanya.
Baca Juga: Serahkan Kapal di Papua, Risma: Umat yang Ingin Maju Pasti Tuhan Bantu
2. Kemensos bentuk community center
Dia bersyukur bantuan dari Kemensos telah menyentuh aspek pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Papua. Salah satu bantuan di Erosaman adalah pembangunan community center.
"Mensos menyiapkan berbagai fasilitas pendukung untuk memperkuat pembangunan SDM seperti sambungan internet, listrik, televisi, berbagai judul buku dan juga tenaga pengajar yang akan datang secara berkala," imbuhnya.
3. Warga Papua ingin mengenyam pendidikan
Sementara itu, Mensos Risma mengatakan warga setempat menyampaikan keinginan untuk mengenyam pendidikan. Mereka menyatakan ingin guru hadir di tempat mereka tinggal.
Risma pun menyatakan, di era sekarang, guru tidak harus datang ke lokasi belajar.
“Tidak harus ada pertemuan langsung dengan guru. Nanti di sini saya pasang televisi ya. Nanti dikasih sambungan internet. Jadi guru bisa mengajar anak-anak di sini dari jarak jauh. Nanti saya juga ngajar ya dari Jakarta,” ujar Risma.
Baca Juga: Datang ke Papua, Risma Hidupkan Koridor Mamberamo