Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga menyebut rekomendasi yang diberikan oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto kepada Dito Ariotedjo, untuk menjadi menteri hanya bersifat personal dan tidak mewakili partai.
Terkait menteri, Golkar tidak ingin mendikte Presiden Joko "Jokowi" Widodo, karena itu hak prerogatifnya.
Dito direkomendasikan Airlangga sebagai menteri muda di kabinet kerja jilid II untuk mewakili partai berlambang beringin tersebut.
“Gak, itu cuma pidato kan, bukan resmi, jadi itu cuma pidato, gue juga bisa bilang. Pidato aja gak resmi,” kata Andi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (7/7).
Untuk persoalan kursi menteri, jelas Andi, Golkar akan menyerahkan sepenuhnya kepada presiden karena itu merupakan hak prerogatifnya.
Golkar sendiri tidak ingin mengatur Jokowi terkait berapa kadernya yang akan dimasukan ke dalam kabinet.
“Pokoknya kalau kabinet kita serahkan sama Pak Jokowi, gimana mau dikte-dikte Pak Jokowi kan gak mungkin. Kita serahkan sama dia, kapasitas Golkar kan dia bisa lihat aja orang-orangnya,” ucap dia.
Kendati demikian, Golkar mengaku telah bersiap bila suatu hari Jokowi meminta kandidat calon menteri dari partainya untuk mengisi salah satu pos kementerian.
“Banyak, banyak di Golkar semua siap jadi menteri. Kalau gue bilang yang kayak gitu aja bisa jadi menteri, itu kelas grade C itu di Golkar,” ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengusulkan salah satu kader mudanya untuk menjadi calon menteri, yakni Ketum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Dito Ariotedjo.
“Golkar telah memiliki calon untuk diusulkan masuk kabinet. Salah satunya, Dito Ariotedjo,” kata Airlangga dalam acara HUT AMPI ke-41, Jumat (5/7).