DPRD Ungkap Akun Medsos Chaptoen Atur Aksi Tawuran di Jakarta

- 30-40% siswa terlibat tawuran
- Keluarga perlu awasi media sosial anak
- Media sosial tak boleh lahirkan perilaku negatif
Jakarta, IDN Times – Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan DPRD Provinsi DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina, menyoroti maraknya aksi tawuran pelajar di Ibu Kota yang ternyata diatur melalui media sosial. Ia mengungkap adanya akun Instagram bernama Chaptoen (Chat Tawuran) yang digunakan pelajar untuk merencanakan bentrokan.
Menurut Elva, pola komunikasi melalui akun tersebut sangat terstruktur. Saat dirinya mencoba masuk menggunakan akun pribadi, justru langsung ditutup, menandakan sistem yang dijalankan kelompok pelajar itu cukup rapi.
“Akun Chaptoen ini sangat terstruktur. Punya cabang di berbagai wilayah Jakarta. Bahkan melibatkan alumni,” jelas Elva dikutip laman DPRD DKI, Rabu (24/9/2025)
1. Sebanyak 30-40 persen siswa di sekolah ikut tawuran

Elva menceritakan pengakuan pelajar yang ia temui dalam forum OSIS. Para siswa mengungkap sebagian besar teman sekolah mereka terlibat tawuran.
“Sekitar 30 sampai 40 persen siswa di sekolah mereka adalah pelaku tawuran. Bahkan ada unggahan anak-anak berseragam membawa parang dan celurit,” ujar Elva.
2. Keluarga ingatkan pengawasan media sosial

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Penyelenggaraan Pendidikan DPRD Provinsi DKI Jakarta M. Subki mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mengawasi anak-anak agar tidak terjerumus dalam budaya tawuran.
Subki menekankan, pengaruh media sosial sangat besar karena jaringannya luas dan cepat. Kondisi tersebut bisa berdampak negatif jika tidak ada pengawasan memadai dari orang tua maupun lingkungan keluarga.
“Kami berharap keluarga dan orang tua lebih mengawasi perkembangan anak-anak mereka, termasuk aktivitas di media sosial,” ujar Subki.
3. Media sosial tidak boleh menjadi sarana lahirnya perilaku negatif pelajar.

Ia menegaskan, media sosial tidak boleh menjadi sarana lahirnya perilaku negatif di kalangan pelajar. Sebaliknya, semua pihak diharapkan aktif membangun karakter anak-anak.
“Pengaruh media sosial sangat besar, jaringannya luas dan cepat. Jangan sampai melahirkan hal-hal negatif bagi kehidupan anak-anak,” jelas Subki.