Wow, Ekspor Telur Tetas dan Daging Ayam Olahan Meningkat. Kenapa Ya?

Jakarta, IDN Times - Industri perunggasan Indonesia, saat ini terus berkembang dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan telah dilakukannya ekspor hatching eggs atau telur tetas ayam dan produk daging ayam olahan ke beberapa negara sepanjang tahun 2018.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong ekspor terutama agar sesuai dengan standar kesehatan melalui sertifikasi agar diterima negara-negara tujuan.
1. Status kesehatan peternakan jadi pengaruh terbesar
Menurut I Ketut Diarmita Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, salah satu yang sangat berpengaruh dalam ekspor produk hewan adakah status kesehatan peternakan.
“Untuk mendapatkan persetujuan dari negara calon pengimpor tidaklah mudah, karena telur dan daging ayam harus berasal dari peternakan yang telah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI) dan Sertifikat Veteriner yang telah dikembangkan Pemerintah,” ungkapnya.
Sebelum tahun 2003, Indonesia telah mengekspor daging ayam segar dingin dan beku ke beberapa negara antara lain Jepang dan Timur Tengah. Namun dengan munculnya wabah Penyakit AI pada tahun 2003 menyebabkan pasar ekspor daging ayam Indonesia terhenti. Sejak 4 tahun belakangan, penerapan sertifikat kompartemen bebas sertifikat veteriner oleh pemerintah berhasil membuka kembali keran ekspor.
Berdasarkan data Kementan, saat ini produksi ayam ras pedaging nasional mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan nasional. Produksi ayam ras pada tahun 2017 sebanyak 1.848.061 ton, sedangkan potensi produksi daging ayam ini di tahun 2018 sebanyak 3.382.311 ton. Dengan proyeksi kebutuhan dalam negeri sebanyak 3.051.276 ton, sehingga surplus sebanyak 331.035 ton.