Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Film G30S/PKI yang Kontroversial, Sudah Tahu Semua?

poster film G30S PKI
Cuplikan poster film G30S PKI (Dok.P.P.F.N/Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI)
Intinya sih...
  • Film Pengkhianatan G30S/PKI banyak menampilkan adegan kekerasan dan darah, termasuk proses penyiksaan empat pahlawan yang ditangkap hidup-hidup.
  • Kejanggalan peta Indonesia di ruang Kostrad, dimana Timor Timur turut menjadi bagian dari Indonesia, padahal pada 1965/1966 belum terintegrasi dengan NKRI.
  • Beberapa adegan dalam film G30S/PKI tidak sesuai dengan fakta, seperti tentang DN Aidit yang digambarkan sebagai perokok padahal sebenarnya bukan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S menjadi momen sejarah yang diperingati setiap akhir September. Peristiwa ini diperingati untuk mengenang peristiwa berdarah pahlawan revolusi, pembunuhan sejumlah jenderal yang kemudian dikubur dalam sumur sempit, yang dikenal sebagai Lubang Buaya.

Peristiwa sejarah G30S/PKI kemudian diabadikan dalam sebuah film karya Arifin C Noer berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI". Film ini sempat menjadi tontonan wajib pada zaman Orde Baru.

Namun, beberapa waktu belakangan pemutaran film G30S/PKI kembali menuai perdebatan, salah satunya karena film tersebut dianggap tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Kendati bermuatan sejarah, tapi banyak yang meragukan fakta-fakta dalam film yang diproduksi oleh Perum Produksi Film Negara pada 1984 ini.

Berikut rangkuman IDN Times tentang fakta film "Pengkhianatan G30S/PKI" yang kontroversi.

1. Film Pengkhianatan G30S/PKI banyak menampilkan adegan kekerasan dan darah

Peristiwa G30S/PKI
Peristiwa G30S/PKI (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dilansir dari berbagai sumber, film Gerakan 30 September tersebut memuat berbagai adegan kekerasan yang tidak layak untuk ditampilkan. Adegan tersebut di antaranya adalah ketika pasukan Tjakrabirawa menembak Jendral Ahmad Yani, wajah dari korban yang disilet oleh Gerwani, dan proses penyiksaan empat pahlawan yang ditangkap hidup-hidup.

Selain adegan kekerasan yang sudah disebutkan di atas, masih ada adegan yang seharusnya tidak diperlihatkan dengan jelas di film tersebut, yaitu ketika tubuh Ade Irma Nasution meneteskan darah.

2. Kejanggalan peta Indonesia di ruang Kostrad

poster film G30S PKI
Cuplikan poster film G30S PKI (Dok.P.P.F.N/Penumpasan Pengkhianata G30S PKI)

Selain memuat adegan kekerasan yang tidak layak untuk ditonton, dalam film tersebut juga terekam kejanggalan peta Indonesia yang letaknya di ruang Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Dalam peta itu, Timor Timur turut menjadi bagian dari Indonesia. Padahal Sejarawan Asvi Warman Adam mengungkapkan, pada 1965/1966 Timor Timur belum terintegrasi dengan NKRI.

3. Beberapa adegan dalam film G30S/PKI tidak sesuai dengan fakta

Film G30SPKI
Film G30S/PKI (Youtube.com/Apple Win)

Dalam film tersebut diceritakan bahwa pemimpin Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI) DN Aidit, merupakan seorang perokok. Padahal sebenarnya Aidit bukanlah seorang perokok. Selain tentang DN Aidit, ada adegan lain yang berbeda dengan fakta yang sebenarnya.

Film G30S/PKI menggambarkan tentang siksaan yang diterima oleh para jenderal yang menjadi korban dalam peristiwa G30S/PKI, namun berdasarkan visum et repetum yang dilaporkan oleh sejarawan Ben Anderson, kondisi jenazah korban pada peristiwa tersebut dipenuhi luka tembakan.

4. Film ini wajib diputar di stasiun televisi pada masa Orde Baru

patung pahlawan revolusi
Patung Pahlawan Revolusi yang berada di Museum Pancasila Sakti/Lubang Buaya yang berada di Jakarta Timur (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Pada masa Orde Baru, film "Pengkhianatan G30S/PKI" merupakan film yang wajib diputar di Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) setiap 30 September. Film yang mulai diputar pada 1984 ini, berhenti ditayangkan pada 1998.  

Alasan berhenti ditayangkan, karena banyak masyarakat meragukan kebenaran apa yang digambarkan dalam film ini. Bahkan banyak pihak merasa dirugikan melalui film "Pengkhianatan G30S/PKI" tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Sunariyah Sunariyah
3+
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us

Latest in News

See More

Verrell Bramasta Catat 12 Kinerja Besar Setahun Jadi DPR RI

30 Sep 2025, 08:02 WIBNews