Heru Siapkan Jakarta jadi Kota Global Usai Tak Berstatus Ibu Kota

Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengungkapkan sejumlah tantangan akan dihadapi Jakarta menuju kota global setelah tidak berstatus Ibu Kota Negara tahun 2024.
Heru menyampaikan, terdapat berbagai macam aspek yang harus diperhatikan untuk membangun kota.
”Membangun Kota Jakarta itu ada penilaiannya untuk menuju global city. Apa saja penilaiannya, aktivitas bisnis, keamanan, kesehatan, sekolah, museum, Ruang Terbuka Hijau (RTH), transportasi, dan lain sebagainya,” papar Heru di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2023).
1. Bangun Jakarta kota global tidak dalam waktu singkat

Heru mengungkapkan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global, tidak dapat dibangun dalam kurun waktu yang singkat. Maka dibutuhkan sinergi dengan berbagai pihak untuk menentukan arah Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara.
”Karena mau tidak mau kita harus bersaing dengan kota-kota lain setelah nanti tidak menjadi ibu kota. Maka di sini kami membangun semangat, agar semua lapisan, investor, swasta, termasuk yang berkaitan dengan bidang pariwisata, nanti OPD akan menghimpun data untuk disampaikan kepada Kearney,” jelasnya.
2. Kontribusi Jakarta terhadap GDP sekitar 16-17 persen

President Director and Partner Kearney Indonesia, Shirley Santoso, mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang bersinergi dengan berbagai pihak untuk membangun Jakarta. Ia menilai, kontribusi Jakarta sangat penting terhadap Gross Domestic Product (GDP) Indonesia, yaitu sekitar 16-17 persen.
”Kita sangat senang sekali untuk mendengar aspirasi Jakarta ke depannya. Ini juga momennya sangat tepat, opportunity-nya sangat tepat dan Jakarta ke depan akan tetap penting karena kontribusinya yang penting untuk GDP Indonesia ke depan,” terang Shirley.
3. Jakarta berada di peringkat 74 dari 156 kota global

Ia juga menyampaikan optimisme dalam mengawal Jakarta menuju kota global dengan peringkat indeks kota global yang berpotensi akan terus meningkat. Penilaian ini berdasarkan pada kondisi perekonomian, laju globalisasi, sumber daya manusia, informasi dan tekonologi, pengalaman budaya, hingga keterlibatan politik.
”Jadi kalau kita lihat dari sisi Global City Indeks yang kita lakukan setiap tahunnya, Jakarta saat ini berada di ranking 74 (dari156 kota di dunia sebagai kota global), dan banyak potensi yang bisa kita kembangkan untuk meningkatkan peringkat Jakarta jauh lebih tinggi dari sisi global city,” jelas Shirley.