Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kado untuk HUT ke-497 Jakarta: Polusi Terburuk Kedua di Dunia!

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Plaza Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Plaza Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (22/6/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - DKI Jakarta pada Sabtu (22/6/2024) merayakan ulang tahun yang ke-497. Namun, polusi udara di Ibu Kota masih mengintai. Berdasarkan data IQAir, kualitas udara DKI Jakarta menduduki posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada pukul 07.03 WIB.

Dilansir dari laman yang sama, kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 179 dengan tingkat konsentrasi PM2.5 Jakarta saat ini pada level 74µg/m³³. Peringkat kualitas udara menunjukan indikator merah dan merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat.

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 16 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Menurut acuan IQAir, skor indeks pada rentang 0-50 artinya memiliki kualitas udara baik. Sementara, rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang dan rentang 101-150 kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.

1. Semua dunia terdampak polusi

Penjabat (Pj) Heru Budi Hartono di Balai Kota, Jumat (5/4/2024)/IDN Times Dini Suciatiningrum
Penjabat (Pj) Heru Budi Hartono di Balai Kota, Jumat (5/4/2024)/IDN Times Dini Suciatiningrum

Menanggapi kondisi tersebut, Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan polusi udara tidak hanya terjadi di Jakarta, namun dialami negara seluruh dunia.

"Ya pertama memang dunia begitu ya, semua polusi. Tetapi DKI kan ada watermist, nanti ada pembatasan kendaraan, dan uji emisi," ujarnya, Rabu (19/6/2024).

2. BPBD melaksanakan teknologi modifikasi cuaca

TMC BNPB dengan Water Mist Spraying
TMC BNPB dengan Water Mist Spraying

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyatakan BPBD siap untuk berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca.

“Kami akan berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG mengenai arahan Pj Gubernur untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jakarta, seiring dengan kondisi udara Jakarta yang sedang memburuk beberapa waktu terakhir”, ujar Isnawa.

3. BPBD pastikan polusi udara Jakarta dapat terkendali

Pemantau kualitas udara yang tersebar di sudut-sudut kota Jakarta. (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)
Pemantau kualitas udara yang tersebar di sudut-sudut kota Jakarta. (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Ia menambahkan, sebelumnya wilayah Jakarta dan sekitarnya pernah melakukan TMC untuk mengatasi kondisi cuaca ekstrem dan polusi udara. Seperti pada akhir 2022, BPBD berkoordinasi dengan tim gabungan TMC yang terdiri dari BMKG, BRIN, BNPB, dan TNI AU untuk melakukan penyemaian garam di kawasan Jakarta untuk penanggulangan risiko cuaca ekstrem. 

“Pada pertengahan tahun 2023 juga pernah dilakukan TMC untuk mengatasi pencemaran udara di Jakarta pada saat musim kemarau dengan kolaborasi dari tim gabungan," kata Isnawa.

Upaya yang dilakukan ini tentunya bertujuan memastikan polusi udara Jakarta dapat terkendali dan tidak memberikan dampak lanjutan yang serius bagi masyarakat Jakarta.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
Dini Suciatiningrum
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us