Kak Seto Ungkap Hal di Balik Kasus Siswa SMA Diduga Sodomi Anak di Sulsel

- Ketua LPAI, Seto Mulyadi, mengungkapkan siswa SMA diduga melakukan sodomi terhadap 16 anak di Pinrang, Sulawesi Selatan.
- Anak yang melakukan tindakan asusila diduga memiliki tekanan hidup yang berat dan sering dibanding-bandingkan.
- Anak penuh tekanan dapat melawan atau mencari pelarian, termasuk melalui media sosial dengan konten pornografi dan kekerasan.
Jakarta, IDN Times - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi buka suara terkait siswa SMA diduga melakukan sodomi terhadap 16 anak di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kak Seto mengatakan, apabila ada anak melakukan tindakan asusila, diduga memiliki banyak masalah.
"Pertama tentu karena tekanan-tekanan yang terlalu berat," ujar Kak Seto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (28/3/2025).
1. Anak yang punya tekanan berat akan cari pelarian

Kak Seto menyampaikan, anak yang memiliki tekanan berat akan cari pelarian. Salah satu anak mendapat tekanan, kata Kak Seto, karena sering dibanding-bandingkan.
"Jangan dibanding-bandingkan, bahwa semua anak pada dasarnya unik, otentik, dan tidak terbandingkan. Kalau anak diakui itu maka mereka tumbuh dan berkembang lebih sehat dan normal," kata dia.
2. Ada dua hal yang akan dilakukan bila anak penuh tekanan

Menurutnya, ada dua hal yang akan dilakukan bila anak penuh tekanan. Pertama, akan melawan tekanan tersebut.
"Manakala penuh dengan tekanan dampaknya antara fight atau flight. Artinya melawan, ya bahasakan misalnya lakukan kekerasan, atau flight, terbang, akhirnya kabur," ucap dia.
3. Media sosial jadi jalan pelarian

Selain itu, media sosial juga jadi jalan pelarian anak-anak yang memiliki tekanan berat. Misalnya, masuk ke dalam konten pornografi hingga kekerasan.
"Jadi memang, apa ya, sanksi pidana pada anak-anak itu harus edukatif. Jadi tidak langsung sekadar di penjara dan sebagainya," ujar dia.