Kali Item Disorot Media Asing, Anies Kritik Pemberitaan Media Lokal
Jakarta, IDN Times - Berita berjudul Jakarta covers up 'stinky, toxic' river near Asian Games village, yang diturunkan situs berita online Channel News Asia tentang Kali Item langsung menjadi viral. Bagaimana tanggapan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan?
Berita itu mengkritik penanganan Pemerintah Provinsi Jakarta yang menutup Kali Item dengan jaring hitam. Kali yang bernama asli Sentiong itu memang berada di dekat kampung atlet, Wisma Atlet, Sunter, Kemayoran, Jakarta Pusat, tempat para atlet menginap selama Asian Games 2018.
1. Anies kritik media lokal
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik pemberitaan media lokal sehingga kemudian juga menjadi perhatian media internasional. "Tentu, karena diberitakan oleh media nasional. Jadi, media internasional itu hanya mengambil dari media lokal," kata Anies di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7).
2. Minta warga bersatu
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini meminta warga bersatu dan menunjukkan pada dunia bahwa permasalahan Kali Item ini bisa diselesaikan.
"Kita harus bersatu sebagai bangsa. Kita buktikan kepada media asing, juga ke tamu-tamu internasional kalau kita gunakan kesempatan ini untuk bersatu padu," pinta Anies.
3. Yakin Jakarta tidak akan terpecah hanya karena masalah Kali Item
Permasalahan Kali Item ini juga sudah Anies sampaikan ke Ketua INASGOC Erick Thohir dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Ia yakin tidak akan terjadi perpecahan dan akan menunjukkan pada dunia kesiapan Jakarta di Asian Games ini.
"Don't worry Bu Menko, Pak Erick, kita gak akan terpecah belah karena ini. Tapi justru semakin kuat, kita buktikan ke dunia luar kita akan deliver the best Asian Games ever," janjinya.
4. Usaha untuk percantik Kali Item
Anies juga mengemukakan berbagai cara untuk merapikan Kali Item. Mulai dari peletakkan tanaman hingga lampu di atas jaring.
"Kita sudah buktikan kemarin kita lakukan double triple protection. Karena nanti di samping Kali Item akan dijadikan tempat breakfast dan lunch dan dinner. Kafetaria dibangun di situ. Kita gak mau ambil risiko. Jadi dari segi higienisnya, karena mungkin dari aroma, pandangan oke, tapi bagaimana dengan lalar, bakteri di situ. Kita hati-hati di situ. Kita ambil segala hal yg bisa menurunkan risiko kontaminasi makanan. Bukan hanya aroma, mata," jelas Anies.
