Kampanye ala Caleg Millennial Rian Ernest: Sebar Janji dan Nomor HP

Rian tiba di lokasi sekitar pukul 17.10 WIB. Warga sudah ramai menunggunya di aula. 
“Maaf agak telat, gue dari Kemayoran, kampanye juga di sana,” kata Rian menyapa orang-orang yang sudah menunggunya.

Kali ini, staf ahli hukum mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini tidak kampanye di lapangan terbuka, dan tidak juga blusukan. Dia memilih kampanye dengan memenuhi undangan komunitas warga.

Tentu saja untuk konsumsi di acara itu, pihak Rian yang menyediakan. “Saya tidak pakai uang saat kampanye sekarang. Boro-boro punya uang banyak, saya mending pakai uang reses nanti buat program di dapil saya,” ujar Rian di depan warga di aula tersebut.

Menurut Rian, dia datang menghadiri acara komunitas HKBP Jatiwaringin sebagai salah satu cara kampanye untuk bisa meraih kursi di DPR RI.

Karena jumlah warga tidak terlalu banyak, Rian langsung mengungkapkan bahwa pertemuan tidak dapat berlangsung lama, sebab dia harus lanjut menghadiri acara yang lain.

“Yuk kita mulai aja, karena lagi-lagi maaf saya harus jalan lagi ke Festival 11 PSI di Kemayoran, jam 7 acaranya,” ungkap Rian.

Satu per satu pertanyaan terlontar dari anggota HKBP Jatiwaringin. Pada awal acara hanya terlihat kurang dari sepuluh orang yang datang, dan mereka adalah alumni HKBP Jatiwaringin. Namun seiring waktu berjalan, beberapa warga datang ke lokasi.

Pertanyaan awal datang dari seorang anggota HKBP Jatiwaringin yang masih terbilang muda dan sudah datang sedari awal sebelum acara mulai. Pemuda ini bernama Rolly, yang tergabung dalam Komunitas HKBP Jatiwaringin.

Rolly mempertanyakan apa yang dapat dilakukan Rian agar dia percaya dan dapat menggunakan hak suaranya untuk caleg nomor urut 1 Jakarta Timur itu.

“Gue sih mau tanya, apa tanggapan dan apa yang akan Rian lakukan terkait pembangunan rumah ibadah yang saya pikir masih dipersulit saat ini?” tanya Rolly.

Rian pun langsung menjawab pertanyaan tersebut. "Saya pernah jadi guru kelas 5 SD di Pulau Rote. Di sana, teman-teman Muslim saya saat salat Jumat harus menempuh waktu setengah jam," ucap dia.

Ia lalu menerangkan ketentuan pembangunan rumah ibadah baru berlaku pada zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, 2006 lalu.

Dia juga mengungkapkan hidup dengan istri yang berbeda keyakinan. “Istri saya muslim. Jadi, toleransi sudah ada di hari-hari hidup saya. Menurut saya, perbedaan itu juga jangan dilihat dari kita, saya di sini sebut minoritas, tapi saya tidak biasa pakai itu,” ucap dia.

Saat kampanye sore itu, Rian terlihat menenteng setumpuk kartu nama bergambar foto dirinya lengkap dengan nomor telepon.

Terhitung satu jam Rian berdialog dengan warga komunitas HKBP Jatiwaringin. Selama itu, meluncur janji-janji dari mulutnya.

Seorang anak muda bernama Aldo, langsung menyatakan dukungannya ke Rian saat itu juga. “Gue akan pilih lo, Yan. Keren lo kalau sampai bisa jalanin semua janji lo dan dipantau langsung dari aplikasi,” ujar Aldo memuji Rian.

Mendengar itu, Rian berjanji akan terus datang menemui warga jika memiliki waktu tepat. Dia juga berjanji akan langsung membalas segala keluhan warga Jakarta Timur dari nomor  Whatsapp yang sudah diberikan.

“Saya background pendidikan hukum, jadi saya akan terjun di persoalan hukum jika terpilih di DPR. Kalau komisi DPR, tentu Komisi III ya bidang hukum,” terang Rian menutup pertanyaan sejumlah warga.

Mengakhiri acara, dilakukan foto bersama dan tak lupa Rian menyerukan dukungan untuk pasangan calon nomor urut 01, Jokowi- Ma'ruf Amin.

“Jarinya dong 1, presidennya siapa? Jokowi-Amin. Partainya, PSI ya,” pesan Rian saat foto bersama itu.

Rian mengaku mantap maju dalam Pileg 2019. Dia pun menjabarkan visi dan misinya.“Jadi, kalau visi Rian, visi gue itu bukan hanya untuk lima tahun ke depan, tapi sampai mati nanti. Gue tuh pengen Indonesia itu metirokratik. Artinya di Indonesia ini, siapa pun, apa pun latar belakang suku, agama bisa memiliki posisi strategis sepanjang meritrokratik intinya,” kata Rian kepada IDN Times.

Untuk mencapai visi itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan. Di antaranya reformasi polisi. "Bos bos yang punya pabrik, atau ada orang motornya hilang pun pasti akan terdampak dengan adanya penegakan hukum lebih bagus,” kata dia.

Guna mewujudkan reformasi polisi, dia berjanji jika berhasil meraih kursi di DPR, hal pertama yang akan ia lakukan adalah menaikkan gaji Kepolisian. Dia yakin dengan cara menaikkan gaji, korupsi di tubuh Kepolisian akan hilang.

Dalam kampanye di depan komunitas dari kalangan berbagai usia itu, Rian mendapat respons positif.

Beberapa orang anggota HKBP Jatiwaringin dengan kompak menyatakan tidak menerima semua caleg boleh kampanye di tempat mereka. Walaupun, itu datang dari caleg etnis Batak dan parpol besar seperti PDIP.

“Saya akan pilih kamu, Rian. Karena saya berpikir memang sudah saatnya percaya anak muda seperti kamu. Kalau kamu salah, saya maki-maki masih bisa. Tapi, kalau saya pilih yang tua-tua, yang ada kami rebut. Hahaha…,” kata seorang bapak-bapak dari komunitas HKBP Jatiwaringin.

Rian pun mengucapkan terima kasih dan membagikan nomor telponnya kepada warga. 

Rian juga menyatakan, akan betul-betul memakai uang reses anggota DPR RI untuk membangun program jika menjabat kelak.

“Uang reses anggota DPR per 6 bulan itu Rp1,5 miliar. Saya tidak akan kampanye muluk-muluk, tapi saya akan pakai uang reses nanti untuk program yang dibutuhkan di dapil saya ini,” kata dia.

Perhitungan dia, jika per 6 bulan Rp1,5 miliar, maka dalam 5 tahun setiap anggota DPR punya duit reses sekisar Rp7 miliar.

“Gila kan, banyak banget itu uang? Jadi, saya sekarang kamapnye gak pakai uang. Boro-boro punya uang banyak, tapi saya akan pakai uang reses untuk dapil, bukan buat beli rumah baru,” kata dia.