Kapolda Sumbar: Andai Afif Maulana Menyerah, Gak Akan Mati

- Kapolda Sumbar yakin Afif tewas setelah melompat dari jembatan Kuranji, menolak klaim polisi menangani Afif.
- Berdasarkan BAP Adit, Afif mengajaknya melompat setelah ditendang hingga jatuh dari motor, namun polisi tak percaya.
Jakarta, IDN Times - Polda Sumatra Barat (Sumbar) bersikeras bahwa Afif Maulana tewas setelah menghindari polisi dan melompat dari Jembatan Kuranji, Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, meyakini, anggotanya tidak pernah menangani Afif Maulana baik saat di jembatan maupun di Polsek Kuranji.
“Afif Maulana itu sudah meloncat itu. Andai kata Afif Maulana menyerah, ya, bersama-sama yang lain, ya, gak akan mati,” kata Suharyono saat dihubungi, Kamis (4/7/2024).
1. Afif mengajak Adit melompat dari jembatan

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Adit, saat itu Afif mengajaknya melompat setelah ditendang hingga jatuh dari motor.
“Afif Maulana mengajak melompat, saya menolak dan saya mengarahkan agar Afif menyerahkan diri kepada polisi,” kata BAP Adit dibacakan Suharyono.
Adit sambil berusaha mencari gawainya yang terjatuh, tiba-tiba langsung ditangkap oleh polisi. Saat itu ia mengaku tak lagi melihat Afif Maulana.
“Terakhir Aditya melihat Afif itu seketika mengajak meloncat itu, jadi saat itu tidak pernah melihat lagi Afif Maulana sampai di polsek bahkan saat ditangkap di atas jembatan, Afif tidak ada di belakangnya,” ujar Suharyono.
2. Adit sempat menyampaikan ke polisi soal ajakan Afif melompat dari jembatan

Saat ditangkap, Adit mengatakan ke polisi soal ajakan Afif untuk melompat.
“Pak, teman saya tadi ada yang meloncat,” kata Adit, namun polisi tak percaya dan membawa Adit ke Polsek Kuranji.
“Ini sudah saya BAP, sudah saya rekam BAP-nya karena di sinilah titik penting, detik-detik penting di mana diduga Afif melompat,” ujar Suharyono.
“Andai kata Afif Maulana itu kemudian mengikuti anjuran dari Adit berdua di situ, dibawa ke polsek, gak ada yang mati,” imbuhnya.
3. Penganiayaan 18 remaja di Polsek Kuranji

Adit dan 17 remaja lainnya dibawa ke Polsek Kuranji. Di sana mereka diduga mendapat penganiayaan. Hal itu tidak dibantah oleh Suharyono.
“Mereka juga masih mulus-mulus semua. Nangkap pelaku kejahatan yang membawa sajam dan klewang begitu kok diampuni dengan dielus-elus, ya, gak mungkin. Mereka biasa dibletot,” ujarnya.
Namun demikian, Suharyono memastikan, 17 polisi yang terlibat dalam penganiayaan sudah diproses secara etik.
“Tapi memang ini ada hal-hal yang mungkin kurang etis sehingga itulah yang muncul di permukaan, kemudian kami proses sesuai aturan yang berlaku di internal Polri oleh Propam,” kata Suharyono.