Kapolri: Situasi Negara Kita dan Global Tidak Baik-Baik Saja
- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengingatkan kondisi negara dan global tidak baik karena gejolak di sejumlah negara.
- Sigit menyinggung konflik di Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, India-Pakistan, Amerika-China, Israel-Iran, Thailand-Kamboja yang berdampak pada Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengingatkan kondisi bangsa dan global sedang tidak baik-baik saja. Menurut dia, hal itu terjadi karena gejolak di sejumlah negara.
"Ini sekilas saya sampaikan agar mengingatkan kepada kita semua bahwa kondisi negara kita dan kondisi situasi dinamika global saat ini sedang tidak baik-baik saja," ujar Sigit dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dengan Polri di Jakarta, Senin (4/8/2025).
1. Kapolri singgung konflik di sejumlah negara
Menurut Sigit, perang Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, India-Pakistan, Amerika Serikat-China, Israel-Iran, serta Thailand dan Kamboja beberapa waktu yang lalu akan berdampak ke dalam negeri. Dampak yang dirasakan mulai dari pangan hingga ekonomi.
"Ini tentunya mau tidak mau akan membawa dampak yang tentunya tidak hanya terjadi di kancah global, namun juga terjadi juga di kancah regional, bahkan juga implikasinya terjadi di dalam negeri," ujar dia.
2. Konflik negara lain berdampak pada Indonesia
Selain itu, Kapolri juga menyinggung adanya perang dagang yang juga berdampak pada masalah pangan dan ekonomi. Menurut dia, Indonesia harus bisa memainkan politik luar negerinya.
"Indonesia harus betul-betul bisa memainkan politik luar negerinya sehingga posisi Indonesia tetap terus terjaga di tengah situasi krisis global yang saat ini mulai terjadi, agaimana dunia kemudian mengubah target pertumbuhan ekonominya, dan Indonesia harus menjaga dan mempertahankan agar ekonomi kita tetap terjaga bahkan tumbuh," ujar dia.
3. Indonesia harus berpikir keras agar bisa bertahan
Kapolri mengatakan, Indonesia harus berpikir keras dalam menghadapi sejumlah tantangan tersebut. Hal itu perlu dilakukan agar bisa bertahan.
"Mau tidak mau, masing-masing negara harus berpikir keras untuk kemudian tetap bisa survive di tengah situasi yang ada," ujar dia.
