Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemendukbangga Kenalkan GATI, Melibatkan Ayah dalam Pola Asuh Remaja

Ilustrasi pelajar(IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi pelajar(IDN Times/Mardya Shakti)
Intinya sih...
  • Remaja dan pemuda penting dalam membangun masa depan Indonesia
  • Kemendukbangga inisiasi program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) untuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan
  • Kemendukbangga fokus pada kebijakan komunikasi efektif bagi remaja dan pengembangan modul komunikasi orang tua dan remaja
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/BKKBN Wihaji mengungkapkan, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang memegang peran penting dalam membangun masa depan. Mereka adalah harapan bangsa, ujung tombak kemajuan dan agen perubahan.

Jumlah remaja dan pemuda yang tinggi, kata Wijahi, menjadi penting mendorong keterlibatan ayah di dalam pola asuh keluarga bagi para remaja. Wihaji menggarisbawahi peran ayah sangat penting, apalagi bagi anak laki-laki.

"Hambatan komunikasi antara ayah dan anak adalah waktu bertemu, sehingga dominasi komunikasi adalah dengan ibu,” ujarnya dikutip Jumat (2/5/2025).

1. Jumlah remaja dan pemuda Indonesia banyak

default-image.png
Default Image IDN

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan, remaja usia 10-19 tahun berjumlah 44,25 juta jiwa, dan pemuda (16-30 tahun) berjumah 64,16 juta jiwa atau sekitar 23,18 persen dari total penduduk Indonesia.

Karena jumlahnya banyak maka diperlukan pengasuhan yang tepat bagi mereka. Berangkat dari persoalan pengasuhan oleh ayah, Kemendukbangga menginisiasi program terobosan dengan nama Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

“GATI hadir sebagai jawaban atas tantangan pengasuhan masa kini. GATI merupakan gerakan kolaboratif yang mendorong ayah untuk aktif hadir, terlibat dalam pengasuhan anak, mendampingi remaja, dan berbagi peran domestik bersama pasangan. Gerakan ini bertujuan mengembalikan posisi ayah sebagai figur teladan, pelindung, sekaligus sahabat dalam tumbuh kembang anak,” ujar Wihaji.

2. Fokus kebijakan komunikasi yang efektif bagi remaja

Kemendukbangga Wihaji saat meninjau simulasi MBG bagi ibu hamil dan menyusui di Manguharjo Madiun. IDN Times/ Riyanto.
Kemendukbangga Wihaji saat meninjau simulasi MBG bagi ibu hamil dan menyusui di Manguharjo Madiun. IDN Times/ Riyanto.

Sementara Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga/BKKBN, dr. Fabiola Tazrina Tazir, menyoroti perubahan dunia saat ini. Model komunikasi berubah dan pemerintah harus fokus pada kebijakan komunikasi yang efektif.

"Dunia sudah berubah, model komunikasi berubah, kita bisa fokus pada kebijakan komunikasi yang efektif bagi remaja," kata dia.

3. Mengembangkan modul komunikasi orang tua dan remaja

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji saat membagikan MBG secara langsung ke masyarakat (Dok: Pemprov Sumsel)
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji saat membagikan MBG secara langsung ke masyarakat (Dok: Pemprov Sumsel)

Kemendukbangga terus mengembangkan modul komunikasi orang tua dan remaja. Modul "1001 Cara Bicara Orang Tua dengan Remaja" dilengkapi kartu bermain dan buku saku untuk kader Bina Keluarga Remaja (BKR).

Namun, menurut Fabiola, meski buku ini mengajarkan komunikasi efektif, masih ada kelemahan karena anak belum tahu cara merespons. Tahun lalu, BKKBN meluncurkan modul baru bertajuk "1001 Cinta dan Drama" sebagai bagian dari edukasi keluarga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us