Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kementan Tegaskan Data Stok Jagung Benar Adanya

Ilustrasi panen jagung (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Ilustrasi panen jagung (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Jakarta, IDN Times -  Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan data stok jagung hingga 2,3 juta ton benar adanya di lapangan. Hal itu ditegaskan Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab saat merespon keraguan data stok jagung.

Menurut Ismail, Kementan melakukan pembaruan data stok jagung secara reguler setiap minggu. Bahkan ada dua unit kerja yang secara aktif melakukan, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Data dan Informasi Pertanian.

“Badan Ketahanan Pangan melakukan survei periodik stok jagung di pengepul, gudang GPMT, dan pasar. Sedangkan Pusdatin kami secara langsung melalui mantri tani dan harmonisasi data BPS. Datanya sama,” kata Ismail di Jakarta, Rabu (22/9/2021).

1. Menunjukkan lokasi gudang dan sentra stok jagung

Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab. (Dok. Kementan)
Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab. (Dok. Kementan)

Karenanya Ismail mengatakan bahwa Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra yang saat ini memiliki stok jagung, bila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung.

“Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silakan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri,” tandas Ismail.

2. Harga jagung di petani masih tinggi

Seorang petani memanen jagung. (ANTARA FOTO/HO)
Seorang petani memanen jagung. (ANTARA FOTO/HO)

Ismail mengakui bahwa memang ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul untuk menyimpan jagung dalam jumlah besar.

Ia menilai, hal tersebut mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.

“Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30 persen. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita,” tambahnya.

3. Persilakan pihak yang meragukan untuk mengecek sendiri

Petani Desa Pintu Pohan, Kabupaten Toba memanen jagung (Dok.IDN Times/istimewa)
Petani Desa Pintu Pohan, Kabupaten Toba memanen jagung (Dok.IDN Times/istimewa)

Selanjutnya Ismail menambahkan, pada September hingga Oktober 2021 adalah masa panen jagung yang ditanam di lahan sawah.

Kementan pun mempersilakan bila ada pihak-pihak yang meragukan data ketersediaan jagung untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
Ridho Fauzan
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us

Latest in News

See More

1.009 Sekolah Rusak Imbas Banjir Sumatra, Komisi X Panggil Mendikdasmen

02 Des 2025, 12:08 WIBNews