Kisah Petugas Stasiun 14 Tahun Tak Pernah Lebaran Bersama Keluarga

- Manager PT KAI DAOP 1, Ixfan Hendriwintoko, tak berlebaran selama 14 tahun terakhir karena bertugas melayani penumpang kereta api.
- Pada 2011, Ixfan menjabat sebagai Kepala Stasiun Malang dan membuka posko untuk melayani penumpang pada saat lebaran.
- Ixfan merasa bahagia bisa membantu pemudik dan bangga ketika posko yang disiapkan petugas dapat memberikan bantuan kepada para penumpang.
Jakarta, IDN Times - Manager Humas PT KAI DAOP 1 Ixfan Hendriwintoko harus rela tak berlebaran bersama keluarga karena bertugas melayani penumpang kereta api. Bahkan, ia sudah tak pernah berlebaran bersama keluarga selama 14 tahun terakhir.
Ixfan mengatakan dirinya sudah berkarier di PT KAI selama 28 tahun. Namun, sejak 2011 ia mendapatkan penugasan yang jauh dari keluarga, sehingga tak mungkin berlebaran bersama.
1. Sejak jadi kepala stasiun tak pernah lebaran bareng keluarga

Ixfan mengatakan, pada 2011 ia menjabat sebagai Kepala Stasiun Malang, Jawa Timur. Ketika lebaran, stasiun membuka posko untuk melayani penumpang.
"Jadi posko ini adalah suatu kewajiban kami sebagai karyawan kereta api dengan tugas yang sudah ditentukan menurut rencana operasi setiap tahunnya, dan kami melakukannya dengan loyalitas, kemudian pengabdian," ujarnya saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Minggu (6/4/2025).
2. Sempat merasa gusar

Awalnya ia merasa gusar dengan hal tersebut. Pada akhirnya, Ixfan terbiasa karena sudah menjadi rutinitas tahunan.
"Tapi kita dengan seiring berjalannya waktu, kami merasa bahagia juga. Kenapa? Ada rekan-rekan, ada para penumpang yang punya niatan seperti kita, kepingin ngumpul sama keluarga, kita bisa membantu mereka dalam posisi berpergian, mudik, menuju kampung halaman dan ketemu sanak saudara," ujarnya.
3. Banyak yang terbantu posko mudik

Ixfan mengaku bangga ketika posko yang disiapkan petugas bisa membantu pemudik. Menurutnya, banyak orang yang sangat terbantu dengan adanya posko mudik.
"Jangan sampai penumpang ini yang sudah susah payah mencari tiket, susah payah mendapatkan tiket, ternyata dia sampai salah naik, tertinggal, beban moral bagi kami, tak kala penumpang tadi itu tidak terlayani dengan baik," ujarnya.
"Jadi sudah menjadi kewajiban kami sebagai karyawan kereta api, insan kereta api, khususnya di wilayah Daop 1 Jakarta ini, saling membantu, kita juga berkolaborasi dengan para porter, kemudian pekerja-pekerja selain yang tadinya gak kenal kita bisa saling kenal, kemudian para penumpang ini juga bisa terlayani dengan baik," imbuhnya.