Kasus ISPA di Jakarta Meroket Gegara Cuaca, Dinkes Beri Imbauan

- Kondisi musim buat imunitas turun: Musim kemarau basah menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit saluran napas.
- Jaga kebersihan: Masyarakat diimbau menerapkan PHBS, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga imunitas dengan makanan bergizi serta olahraga.
- Lonjakan kasus di RSUD Taman Sari: RSUD Tamansari mencatat lonjakan kasus ISPA, dengan prediksi jumlah kasus Oktober bisa naik 1,5 kali lipat.
Jakarta, IDN Times - Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia di Jakarta kembali meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapakan, tren peningkatan ISPA dan pneumonia sejak awal Agustus 2025.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Ovi Norfiana, menjelaskan bahwa tren kenaikan kasus tahun ini masih sejalan dengan pola tahun sebelumnya, meskipun jumlah laporan pneumonia 2025 lebih tinggi dibandingkan 2024.
“Peningkatan tren kasus ISPA dan pneumonia sudah terlihat sejak awal Agustus. Pola kenaikannya juga sejalan karena keduanya merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan,” ujar Ovi saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).
1. Kondisi musim buat imunitas turun

Menurut Ovi, peningkatan kasus ISPA dan pneumonia tidak hanya dipengaruhi oleh polusi udara, tetapi juga oleh musim kemarau basah yang terjadi tahun ini. Kondisi cuaca tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, serta meningkatkan jumlah agen biologis penyebab infeksi saluran napas.
“Musim kemarau basah tahun ini ikut berpengaruh terhadap daya tahan tubuh masyarakat, dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit saluran napas,” jelasnya.
2. Jaga kebersihan

Untuk mencegah penularan, Ovi mengimbau masyarakat agar konsisten menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker di tempat ramai, menerapkan etika batuk dan bersin, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala batuk atau pilek.
“Masyarakat juga perlu menjaga imunitas dengan mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, rutin berolahraga, serta menghindari paparan asap rokok,” katanya.
3. Lonjakan kasus di RSUD Taman Sari

Meski Dinkes belum bisa memberikan data kenaikan tersebut, namun lonjakan kasus ISPA bisa dilihat di RSUD Tamansari. Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Tamansari, Ngabila Salama menyampaikan peningkatan jumlah pasien ISPA.
Pada Agustus 2025, tercatat ada 83 kasus ISPA, lalu pada September kasus ISPA sedikit mengalami kenaikan yakni sebanyak 89 kasus.
"Sementara pada Oktober hingga tanggal 10 kemarin, tercatat sudah ada 48 kasus," katanya.
Ngabila memprediksi, jumlah kasus ISPA sepanjang Oktober bisa naik 20 sampai 30 kasus atau 1,5 kali lipat