Komisi IX Desak Kemenkes Kirim Nakes untuk Korban Bencana Sumatra

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini mendesak Kementerian Kesehatan bergerak cepat mengirimkan tenaga kesehatan ke wilayah terdampak banjir Sumatra, khususnya kawasan yang menghadapi ancaman penyakit paska banjir bandang.
Seruan ini disampaikan setelah muncul laporan kasus penyakit yang dialami warga terdampak banjir di Beutong Ateuh, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Puluhan warga menderita diare, infeksi saluran pernapasan, hingga penyakit kulit akibat keterbatasan akses air bersih.
Sebagian besar pengungsi mulai merasakan gejala sejak beberapa hari terakhir. Kondisi sanitasi yang buruk dan minimnya fasilitas medis membuat penanganan kesehatan kian mendesak.
"Kemenkes harus segera kirim dokter, nakes dan obat-obatan ke lokasi-lokasi korban bencana Sumatra. Mereka segera diturunkan untuk membantu warga yg terkena musibah," kata Yahya kepada wartawan, Rabu (3/12/2025).
Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi penyakit pasca banjir, terutama bagi kelompok rentan.
"Waspadai penyakit pasca banjir, utamakan lansia dan anak-anak. Siapkan rumah sakit dan puskesmas untuk merawat mereka yang sakit," kata Yahya.

Selain itu, ia meminta seluruh warga terdampak menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mengetahui kondisi kesehatan para korban. Selain itu, korban yang mengalami gangguan kesehatan harus segera mendapatkan layanan maksimal.
"Cek kesehatan semua warga yg terdampak bencana, khususnya mereka yang tinggal di tempat-tempat pengungsian. Kordinasikan dengan dinas daerah, rumah sakit daerah dan puskesmas. Siapkan posko kesehatan di tengah-tengah warga masyarakat yang terkena bencana," kata dia.

Kementerian Kesehatan RI mengantisipasi kemunculan beragam penyakit yang bisa timbul akibat bencana banjir yang menerpa beberapa daerah di Sumatra. Kemenkes telah mengerahkan tim guna mencegah penyebaran penyakit leptospirosis hingga diare pada wilayah-wilayah terdampak bencana.
Wakil Menteri Kesehatan, Benjamin Paulus Octavianus menuturkan, dirinya baru akan meninjau kondisi Aceh dan Sumatra Utara pada 1-2 Desember 2025. Benjamin menekankan jika tim reaksi cepat Kemenkes telah berada di daerah terdampak semenjak hari-hari pertama kemunculan bencana.
Tim selain memberikan bantuan dari sisi medis, juga akan bekerja mengantisipasi beragam penyakit yang berpotensi muncul nantinya.
"Besok ini ke sana kan sudah mulai bakal ada penyakit-penyakit akibat banjir, nah kita mulai strategi. Nanti mungkin leptospirosis mulai muncul, mulai muncul diare. Kami datang akan mengatur strategi supaya pemerintah daerah akan disupport oleh pemerintah pusat," kata dia di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/11).

Adapun mengenai tenaga medis, kata Benjamin, belum diperlukan personel tambahan. Keputusan ini berdasarkan hasil koordinasi dinas kesehatan serta antarrumah sakit di daerah-daerah terdampak bencana.
"Kita punya pusat krisis (crisis center) ada di berbagai provinsi, jadi udah saling tektok rumah sakit, berapa kurang dokter, ternyata jumlah dokter aman, perawat aman. Kita nggak ada masalah di sana, tenaga medis nggak usah kirim dari Jawa, mereka di sana masih cukup," kata dia.



















