Komnas Perempuan Gunakan Soto Jadi Simbol Ketahanan Budaya dan Bhinneka

- Ruang merayakan dan mengenali keberagaman bangsa
- Sambut optimisme generasi muda di tengah tantangan kebinekaan
Jakarta, IDN Times - Komnas Perempuan melalui kampanye “Bhinneka Itu Indonesia” 2025 bertema “Soto Nusantara dan Pengalaman Perempuan” menegaskan peran perempuan sebagai penjaga keberagaman dan pangan lokal. Komisioner Komnas Perempuan, Daden Sukendar, menjelaskan pemilihan soto mencerminkan kekayaan identitas lokal di tengah tantangan kebangsaan yang terus berkembang sejak reformasi 1998.
Sebagai lembaga yang lahir dari semangat reformasi, Komnas Perempuan menegaskan komitmennya menjaga kebhinekaan di tengah munculnya otonomi daerah, konflik sosial, dan meningkatnya intoleransi. Kampanye ini, kata dia, menjadi ruang refleksi atas peran perempuan dalam memperkuat nilai kemanusiaan, solidaritas, serta keberlanjutan kebangsaan yang damai dan inklusif melalui medium budaya yang dekat dengan masyarakat.
"Jadi kampanye kebinekaan yang digagas oleh Pemenang Perempuan ini merupakan strategi dan upaya yang dilakukan oleh Komnas Perempuan untuk merawat kebinekaan dan kehidupan kebangsaan dengan mengenali dan melibatkan pengalaman serta peran perempuan dalam setiap lini kehidupan," kata dia dalam Talkshow: Soto Nusantara, Pengalaman Perempuan, dan Keberagaman, Selasa (28/10/2025).
1. Ruang merayakan dan mengenali keberagaman bangsa

Daden mengatakan, kampanye “Bhinneka Itu Indonesia” telah digagas sejak tahun 2012. Kampanye ini menjadi ruang bagi publik untuk merayakan dan mengenali keragaman identitas bangsa agama, suku, ras, bahasa, dan jenis kelamin sebagai kekuatan utama dalam membangun persatuan dan kehidupan bersama yang damai.
2. Sambut optimisme generasi muda di tengah tantangan kebinekaan

Sementara itu, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam merawat semangat kebinekaan yang menjadi fondasi bangsa.
Ketua ANBTI, Nia Sjarifudin, menyambut baik bagaimana generasi muda merespons segala kegiatan di tengah kondisi negara yang memprihatinkan.
“Buat saya ini luar biasa ya, saya bahagia karena bagi saya kalau orang muda sudah bisa merespons hal-hal seperti ini, kayaknya Indonesia akan jaya terus gitu ya, akan ada terus gitu. Di tengah kita sendiri punya rasa keprihatinan terhadap banyak persoalan yang buat kita melukai rasa kebenekan kita,” kata Nia.
3. Perayaan kebhinekaan dan konsensus bangsa

Momentum ini juga bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda yang ke-97 tahun. Menurut dia, semangat Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting yang harus terus dijaga. Dia mengatakan, peringatan Sumpah Pemuda sebagai hari Lebaran kebhinekaan, menegaskan pentingnya konsensus kebangsaan.
Menurut Nia, Sumpah Pemuda jadi bukti sejarah penting tentang kesadaran generasi muda yang menyatukan keberagaman demi kemerdekaan Indonesia. Momentum tersebut merupakan sebuah perjuangan panjang setelah 350 tahun kolonialisme dan baru delapan dekade menikmati kemerdekaan.
“Kalau buat Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika sendiri sebetulnya hari ini adalah hari lebarannya gitu, karena kita tahu tonggak Bhinneka Tunggal Ika itu dari kesepakatan pada Sumpah Pemuda 97 tahun yang lalu. Jangan lupa kita berbangsa bernegara itu ada garansinya, ada konsensusnya, ya, bukan tiba-tiba merdeka," ujar dia.

















