KPK Dinilai Tak Serius dan Hanya Beretorika Cari Harun Masiku

Jakarta, IDN Times - Mansyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak serius dan hanya beretorika dalam mencari keberadaan Harun Masiku. Harun telah menjadi buronan dalam kasus suap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
"Memang sejak awal tidak niat nangkap, maka yang ada hanya retorika saja," ujar Koordinator MAKI Boyamin Saiman, Rabu (25/8/2021).
1. MAKI yakin Harun Masiku tidak akan tertangkap sampai kasusnya kedaluarsa

Menurut Boyamin, apa yang dilakukan KPK saat ini tidak jelas dan hanya menutupi ketidakmampuan mencari Harun. Bahkan, ia yakin Harun Masiku tak akan tertangkap hingga kasusnya kedaluarsa 16 tahun lagi.
"Retorika ini akan terus ada sampai rakyat lupa atau kedaluarsa," jelasnya.
2. Permintaan penerbitan red notice Interpol dinilai hanya retorika

Boyamin juga menilai, klaim permintaan penerbitan red notice Interpol oleh KPK hanya retorika belaka. Sebab, nama Harun hingga saat ini tak tercantum di situs interpol.
"Diduga ada syarat-syarat yang belum dipenuhi sehingga dapat dikategorikan tidak serius dan kembali sebatas retorika," ujarnya.
3. KPK mengaku kesulitan cari Harun Masiku karena COVID-19

Sebelumnya, KPK mengaku kesulitan menangkap Harun Masiku. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto berdalih, pandemik COVID-19 menjadi salah satu hambatan dalam mencari buron kasus suap penetapan anggota DPR 2019-2024 itu.
"Hanya saja karena tempatnya bukan di dalam (negeri), kami mau ke sana juga bingung. Pandemi sudah berapa tahun," kata karyoto.
Menurut Karyoto, Ketua KPK Firli Bahuri telah memerintahkannya untuk menangkap Hharun Masiku, namun ia berdalih belum ada kesempatan.
"Saya sangat nafsu sekali ingin menangkap. Waktu itu Pak Ketua sudah perintahkan, kau berangkat ke sana, "saya siap pak", tetapi kesempatannya yang belum ada," ujar Karyoto.