Laporan kontributor Depok Irfan Fathurohman
Depok, IDN Times - Wali kota Depok Idris Abdul Shomad menanggapi hasil survei Wahid Institute tentang kampus yang permisif terhadap gerakan radikal.
Laporan Wahid Institute menyebut kelompok radikal menggunakan pola sistematis dalam merekrut para mahasiswa di kampus-kampus Indonesia.
Direktur Wahid Institute Yenny Wahid menyebut bahwa para mahasiswa yang direkrut kelompok radikal ini biasanya semakin gencar mengekspresikan kepeduliannya, misalnya tanggap mengumpulkan dana dukungan atau bakti sosial untuk Palestina dan sebagainya.
Radikalisme menyusup ke lingkungan kampus dengan memanfaatkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap kinerja pemerintah.
Depok yang dikelilingi kampus-kampus memiliki potensi terhadap gerakan radikal yang merekrut mahasiswa. Kampus- kampus di depok di antaranya adalah Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma.
Dalam rangka meminimalisir gerakan radikalisme, Kota Depok mencoba bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gunadarma.
“Kita sudah MoU dengan UI dan Gunadarma untuk kita melakukan kegiatan pada bidang bidang tertentu, bidang kesehatan, pendidikan, pemerintahan, bahkan bidang infrastruktur berkerja sama dengan UI nanti kita akan perluas lagi dengan bidang-bidang lainya,” tuturnya saat ditemui IDN Times pada acara O2SN 2018 di Stadion Yayasan Budi Insan Cendikia, Depok. (15/3/2018)
Idris berusaha meminimalisir gerakan radikal dengan bekerja sama bersama kepolisian, TNI, dan segenap elemen masyarakat melakukan siskamling ke kosan-kosan sekitaran kampus di Depok.
“Nanti kita akan bekerja sama dengan polisi, TNI, dan elemen masyarakat untuk mengadakan siskamling ke kosan-kosan sekitaran Depok yang dekat dengan kampus,” tutup Idris.