Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanpa Intervensi MBG, Generasi 20 Tahun Mendatang Terancam Kurang Produktif

01KC0K9P0QW5CJ0NASXP18DKX4.png
Tanpa Intervensi MBG, Generasi 20 Tahun Mendatang Terancam Kurang Produktif (dok. BGN)
Intinya sih...
  • Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk sekitar enam orang per menit atau tiga juta per tahun, dan diprediksi mencapai 324 juta jiwa pada 2045.
  • 60% anak Indonesia minim akses gizi akibat kondisi ekonomi, yang jika tidak diintervensi akan mengakibatkan generasi berikutnya kurang produktif 20 tahun mendatang.
  • Kajian ilmiah membuktikan bahwa anak-anak yang sehat pada masa kecil akan menjamin produktivitas di masa dewasa dengan penghasilan yang baik, serta secara fisik pun tumbuh lebih baik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memaparkan bahwa Indonesia masih mengalami pertumbuhan penduduk sekitar enam orang per menit atau tiga juta per tahun, dan diprediksi mencapai 324 juta jiwa pada 2045.

Namun persoalan utamanya bukan sekadar pertumbuhan, melainkan siapa yang akan menjadi penyumbangnya. Menurut dia, mayoritas bayi baru lahir saat ini berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan rendah dan kondisi ekonomi terbatas.

"Ternyata anak-anak yang menjadi penambah populasi Indonesia itu mayoritas berasal dari orang tua yang pendidikannya rata-rata 9 tahun. Rata-rata pendidikan di Jawa Barat itu 8,8 tahun, Jawa Tengah itu 8,01 tahun, Jawa Timur 8,11 tahun," ujarnya dalam wawancara dengan salah satu radio nasional di Jakarta, Senin (8/12).

1. Pendapatan keluarga pada kelompok ini rata-rata hanya sekitar Rp1-1,5 juta per bulan

Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Serangan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Serangan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Ia menambahkan bahwa pendapatan keluarga pada kelompok ini rata-rata hanya sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan, dengan jumlah anggota keluarga mencapai rata-rata 4,78 orang.

"Jadi artinya anak-anak ini lahir dari keluarga rata-rata lulusan SD, yang pendapatan orang tuanya itu mungkin Rp1 juta, Rp1,5 juta. Anaknya itu kalau di anggota rumah tangga itu ada statistiknya itu 4,78. Artinya, kalau ada 100 keluarga kelas miskin, 78 keluarga anaknya 3, 22 keluarga anaknya 2. Jadi rata-rata anaknya 2,78. Jadi lebih dari 2,5. Inilah sumber pertumbuhan penduduk Indonesia. Baik sekarang maupun nanti di 2045," papar Dadan.

2. 60% anak Indonesia minim akses gizi

Siswa di Kota Kupang menikmati MBG. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)
Siswa di Kota Kupang menikmati MBG. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Akibat kondisi ekonomi tersebut, Dadan menyebut sekitar 60 persen anak tidak memiliki akses terhadap menu gizi seimbang, jarang minum susu, bahkan sebagian tidak pernah sama sekali. Maka dari itu, jika kondisi ini tidak diintervensi sejak dini, generasi berikutnya akan tumbuh menjadi tenaga kerja yang kurang produktif 20 tahun mendatang.

Karena itu, Presiden meminta agar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dijalankan secara cepat dan masif sebagai intervensi besar-besaran untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih berkualitas.

"Oleh sebab itu tidak heran kalau 60 persen anak ini tidak punya akses terhadap menu dengan gizi seimbang. Kalau anak-anak ini kita tidak intervensi dari sekarang, kita khawatir mereka akan tumbuh 20 tahun kemudian menjadi tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas. Makanya kemudian Pak Presiden mencanangkan program ini," ungkapnya.

3. Kajian ilmiah: Anak-anak yang sehat pada masa kecil akan menjamin produktivitas

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufiq menyebut MBG di Balikpapan berjalan lancar tanpa kendala berarti. (IDN Times/Erik Alfian)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufiq menyebut MBG di Balikpapan berjalan lancar tanpa kendala berarti. (IDN Times/Erik Alfian)

Kajian ilmiah membuktikan bahwa anak-anak yang sehat pada masa kecil akan menjamin produktivitas di masa dewasa dengan penghasilan yang baik. Dengan penghasilan yang baik akan menghasilkan keturunan yang lebih terjamin dan secara fisik pun tumbuh lebih baik. Hal seperti ini sudah terjadi pada 10 persen populasi Indonesia.

"Untuk 10 persen penduduk Indonesia sudah terjadi. Anak-anak seperti kita dulu kan orang kampung ya, kemudian tiba-tiba jadi sarjana, kemudian memiliki kesempatan untuk bekerja lebih baik, mendapatkan pendapatan lebih tinggi, makanya anak kita jauh lebih baik dibanding kita," kata Dadan. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cynthia Kirana Dewi
EditorCynthia Kirana Dewi
Follow Us

Latest in News

See More

Komisi V DPR: Pemerintah Tak Usah Malu Terima Bantuan Banjir Sumatra

09 Des 2025, 12:40 WIBNews