Muncul Duet Prabowo-Gibran, Jokowi: Yang Logis Saja Lah

Jakarta, IDN Times - Muncul wacana duet Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka sebagi capres-cawapres 2024. Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyebut, bila membuat wacana itu harus menggunakan logika yang benar.
Jokowi mengatakan, usia Giban kini baru 35 tahun. Adapun batas usia capres-cawapres berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu minimal 40 tahun.
"Pertama umur (belum masuk syarat), kedua baru dua tahun jadi wali kota, yang logis saja lah," ujar Jokowi di Sarinah, Kamis (4/5/2023).
1. Kejutan di survei LSI, Gibran masuk radar capres 2024

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengatakan, ada sejumlah kejutan dalam rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 9 April 2024 lalu. Salah satunya yakni nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, masuk sebagai radar capres 2024.
Dalam survei itu, elektabilitas Gibran berada di posisi keenam di bawah Sandiaga Uno. Elektabilitas Gibran tercatat 2,7 persen.
"Ini merupakan kejutan besar karena sebelum ini nama Gibran belum pernah muncul di survei pertanyaan terbuka," ujar Qodari dalam keterangannya, Senin (10/4/2023).
2. Polemik Timnas Israel mendongkrak elektabilitas Gibran

Qodari mengatakan, nama Gibran dalam survei Indikator Politik Indonesia pada Maret 2023 tak masuk dalam radar capres 2024. Namun, dalam survei LSI terbaru, elektabilitas Gibran naik tajam menjadi 2,7 persen.
Qodari menduga, kenaikan elektabilitas Gibran terkait polemik penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
"Kita tahu dalam pro-kontra tersebut nama Gibran menjadi sangat menonjol karena Solo di mana Gibran menjadi wali kota adalah salah satu tuan rumah dari Piala Dunia U-20 dan Gibran dengan tegas dan jelas menerima kehadiran tim Israel dan tetap mau menyelenggarakan Piala Dunia," ucap dia.
3. Turunnya elektabilitas Ganjar akibat penolakan Timnas Israel

Lebih lanjut, Qodari menerangkan, kejutan lainnya di survei LSI adalah turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo. Dalam simulasi tiga capres, Ganjar berada di urutan kedua dan disalip oleh Prabowo Subianto.
Padahal, kata Qodari, Ganjar di survei LSI selalu berada di puncak.
"Jadi ya memang pro kontra sepak bola ini ternyata implikasinya sangat besar, lebih besar daripada dugaan saya sendiri dari jauh-jauh hari waktu mendengar Piala Dunia batal, saat itu saya mengatakan bahwa ini akan menjadi game changer dan bisa mengubah konstelasi pilpres," kata dia.