Pemprov DKI Genjot Wisata Lewat Budaya Betawi, Ini Caranya!

- Pemprov DKI Jakarta mengusulkan Raperda tentang Lembaga Masyarakat Adat Betawi di Bapemperda DKI Jakarta.
- Pemprov DKI Jakarta gencar menggelar acara-acara yang mempromosikan kebudayaan Betawi, termasuk di hotel-hotel Jakarta.
- Gubernur Pramono menegaskan komitmennya untuk menjadikan budaya Betawi sebagai identitas Jakarta dan mendapat dukungan dari masyarakat.
Kita patut bangga hidup di Indonesia, negeri yang kaya banget sama budaya dan tradisi. Bahkan, di tengah dinamika masyarakat modern dan gedung pencakar langit, budaya lokal tetap hidup dan terasa. Salah satunya budaya Betawi di Jakarta. Agar makin dikenal luas, Pemprov DKI Jakarta terus mendorong promosi budaya sebagai daya tarik wisata. Yuk, intip gimana cara Jakarta menjadikan budaya khasnya sebagai magnet yang menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri!
1. Bentuk Lembaga Masyarakat Adat Betawi

Untuk menyediakan wadah promosi dan sosialisasi budaya Betawi, Pemprov DKI Jakarta mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Lembaga Masyarakat Adat Betawi di Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menyebut, Lembaga Adat Betawi ini terinspirasi dari Pecalang yang ada di Bali sebagai salah satu identitas kota.
“Saya bermimpi, Jakarta harus punya pecalang sama seperti Bali. Bisa namanya menjadi Pamong Budaya,” ujar Rano, usai membuka Canisius Expo 2025 di Kolese Kanisius, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (13/9).
Keberadaan Pamong Budaya Betawi diharapkan menjadi sarana memperkuat persatuan sekaligus menjaga ketertiban masyarakat. Rano mencontohkan, petugas Pamong Budaya nantinya bisa hadir meredam potensi kericuhan, termasuk mencegah perusakan fasilitas umum saat aksi unjuk rasa.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Farah Savira mendukung pembentukan Lembaga Masyarakat Adat Betawi untuk menjaga identitas kota Jakarta. Ia menilai keberadaan lembaga ini tidak hanya membuat pelestarian budaya bertumpu pada Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta, tetapi juga membuka ruang bagi pemangku kepentingan lainnya.
2. Gelar banyak kegiatan terkait budaya Betawi

Gak berhenti di situ, Pemprov DKI Jakarta gencar menggelar acara-acara yang mempromosikan kebudayaan Betawi. Misalnya, bersama Perhimpunan Kebayaku, Pemprov DKI menggelar pentas budaya bertajuk “Seribu Wajah Kebaya Betawi” di Balairung, Balai Kota Jakarta, pada Kamis (28/8). Acara ini untuk mengembangkan kebaya Betawi sebagai identitas budaya lokal yang berperan penting dalam merajut keberagaman.
Selain itu, ada juga kegiatan Lestari Warisan Betawiku di Balai Kota Jakarta, pada Kamis (21/8). Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Kebaya Jakarta di bawah naungan Yayasan Jakarta Raya Bahagia.
Lestari Warisan Betawiku menampilkan kekayaan budaya Betawi, mulai dari tari, lenong, musik tradisional, kuliner khas, hingga peragaan kebaya sebagai simbol kebanggaan perempuan Indonesia. Event ini melibatkan sejumlah komunitas seni serta partisipasi masyarakat luas.
Tak hanya melalui event, budaya Betawi juga dihadirkan di hotel-hotel Jakarta. Pemprov DKI Jakarta menggandeng setidaknya 10 hotel berbintang untuk ikut melestarikan dan mempromosikan budaya Betawi. Mulai dari pemandangan di lobi hingga sudut-sudut ruangan, para tamu lokal dan mancanegara bisa menikmati nuansa Betawi. Inisiasi ini selain merayakan budaya, juga memberdayakan seniman lokal sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif Jakarta.
3. Budaya Betawi menjadi identitas Jakarta

Gubernur Pramono menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global dan berbudaya. Ia berharap masyarakat semakin cinta dengan nilai-nilai budaya Betawi sebagai identitas Jakarta.
“Budaya Jakarta adalah budaya Betawi. Karena itu, setiap kegiatan yang berkaitan dengan Kebetawian, saya selalu membuka diri. Mau diadakan di Balai Kota, Lapangan Banteng, atau di tempat-tempat milik Pemprov DKI, kami siap bekerja sama,” ujar Pramono.
Lalu, apa kata masyarakat terkait budaya Betawi? Rudi (41), warga Jakarta Barat mengaku senang dengan upaya Pemprov DKI dalam menonjolkan budaya Betawi. “Menurut saya bagus sekali kalau budaya Betawi lebih sering ditampilkan. Jadi anak muda sekarang bisa lebih kenal sama warisan kotanya sendiri,” ujarnya.
Sementara Arman (34), wisatawan asal Surabaya, mengaku terkesan karena bisa melihat Jakarta dari sisi yang berbeda. Tak hanya mall atau gedung pencakar langit, tetapi juga sajian budaya yang menjadi identitas kota. (WEB)