Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemuda Katolik Dorong Pemerintah Sosialisasi Deklarasi Jakarta-Vatikan

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma meminta agar pemerintah melalui lembaga negara, seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendukung sosialisasi Deklarasi Jakarta-Vatikan.

Menurutnya, deklarasi ini penting sebagai instrumen penguatan nilai kebangsaan dan toleransi lintas iman, khususnya di kalangan generasi muda.

Pemuda Katolik berharap deklarasi tersebut tidak hanya menjadi dokumen simbolis, tetapi juga diadopsi dalam kebijakan publik dan program pendidikan nilai kebangsaan, terutama di kalangan anak muda sebagai agen perdamaian dan penjaga keutuhan Indonesia.

1. Deklarasi lahir dari pertemuan pemuda lintas agama dengan Paus Fransiskus

Gusma mengingatkan, deklarasi tersebut lahir dari pertemuan pemuda lintas agama dengan Paus Fransiskus di Vatikan, dan menjadi dokumen penting yang mencerminkan komitmen akar rumput terhadap perdamaian dan persaudaraan.

"Walaupun Pancasila sudah menjadi dasar negara, implementasinya masih menghadapi tantangan. Kita masih menjumpai kasus-kasus sulitnya membangun tempat ibadah dan hambatan lainnya. Kita ingin menyinergikan nilai-nilai Pancasila dengan semangat lintas iman yang tertuang dalam Deklarasi Jakarta-Vatikan,” kata Gusma dalam diskusi Hari Lahir Pancasila bertajuk Pancasila dan Deklarasi Jakarta-Vatikan: Meneguhkan Semangat Kebangsaan dan Dialog Lintas Iman di Sekretariat PP Pemuda Katolik, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).

2. Deklarasi Jakarta-Vatikan sebagai dokumen yang bersifat ekoteologis intereligius

(dok. PP Pemuda Katolik)
(dok. PP Pemuda Katolik)

Sementara, Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI, RD Aloysius Budi Purnomo yang menegaskan, Pancasila adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan bangsa.

“Pancasila itu jiwa dan raga kita, ada di aliran darah dan detak jantung kita,” ujarnya.

Budi menyebut, Deklarasi Jakarta-Vatikan sebagai dokumen yang bersifat ekoteologis intereligius, mencakup seluruh agama dan kepercayaan, bukan hanya untuk katolik. 

“Kita sedang membentuk persaudaraan ekoteologis intereligius dalam menghidupi Pancasila dan deklarasi ini,” tambah Romo Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Jurnalis senior dan Dewan Pengawas LKBN Antara, Mayong Suryo Laksono juga mengingatkan bahwa Pancasila dan Deklarasi Jakarta-Vatikan memiliki fondasi nilai yang sama, yakni kebersamaan dan persaudaraan. Namun, ia menilai nilai-nilai ini sedang menghadapi tantangan nyata. 

“Ada semacam ancaman dan gangguan di mana kebersatuan bangsa kita sedang terancam. Jangan diam-diam saja. Kalau tidak terus-menerus dihidupkan, maka akan hilang. Demikian juga Pancasila dan dokumen Jakarta-Vatikan ini. Yang bisa kita lakukan adalah menjadikan keduanya sebagai pegangan langkah hidup kita,” ucapnya.

“Konkretnya, kita hidup baik-baik dengan lingkungan sekitar. Kita berada di wilayah di mana kita harus jaga kebersamaan itu," sambungnya.

3. Sejalan dengan nilai Pancasila

Lebih lanjut, Direktur Pengkajian Implementasi BPIP, Irene Camelyn Sinaga menekankan, kekuatan Deklarasi Jakarta-Vatikan bukan hanya pada isi dan pengakuannya secara simbolik, tetapi juga pada asal-usulnya yang datang dari inisiatif generasi muda.

“Deklarasi ini lahir dari semangat akar rumput yang percaya bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan kekuatan,” jelas Irene.

Ia menambahkan, prinsip hidup berdampingan dan penghormatan terhadap kemanusiaan yang terkandung dalam deklarasi tersebut sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga layak dijadikan gerakan kebangsaan yang hidup di tengah masyarakat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us