Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Pegawai Diduga Terlibat Skandal Pungli Rp4 M di Rutan KPK

Rutan KPK (IDN Times/Aryodamar)
Rutan KPK (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times -  Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsip (KPK) mengungkapkan adanya pungutan liar di Rumah Tahanan (Rutan) KPK. Diduga ada puluhan pegawai yang terlibat skandal senilai Rp4 miliar ini.

"Diduga yang terlibat bahkan puluhan pegawai Rutan KPK," ujar Anggota Dewan Pengawas KPK, Syamsuddin Haris, kepada wartawan, Selasa (20/6/2023).

1. Temuan Dewas sudah diserahkan ke pimpinan KPK

Anggota Dewan Pengawas KPK Syamsuddin Haris bersiap mengikuti upacara pelantikan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Anggota Dewan Pengawas KPK Syamsuddin Haris bersiap mengikuti upacara pelantikan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

Syamsuddin enggan merinci kasus ini lebih rinci. Sebab, temuan ini telah diserahkan ke pimpinan KPK untuk ditindaklanjuti.

"Tunggu saja hasil penyelidikan KPK," ujarnya.

2. Dewas bongkar pungli di Rutan KPK

Ketua Dewas KPK Tumpak Panggabean. (dok. Humas KPK)
Ketua Dewas KPK Tumpak Panggabean. (dok. Humas KPK)

Skandal pungutan liar di Rutan KPK oleh pegawai, pertama kali diungkapkan Ketua Dewas KPK, Tumpak Panggabean. Tumpak meminta hal ini ditindaklanjuti pimpinan KPK karena merupakan tindak pidana.

"Dewas tentunya juga akan memeriksa masalah etiknya. Kalau sudah pidana pasti etik," ujar Tumpak, Senin (19/6/2023).

3. Dewas KPK temukan dugaan pungli senilai Rp4 M dari 2021-2022

Dewan Pengawas KPK Albertina Ho (IDN Times/Aryodamar)
Dewan Pengawas KPK Albertina Ho (IDN Times/Aryodamar)

Anggota Dewas KPK Albertina Ho sebelumnya mengatakan nilai total Rp4 miliar merupakan temuan Dewan Pengawas sejauh ini. Jumlah itu diterima pihak tertentu dalam empat bulan.

"Periodenya Desember 2021 sampai dengan Maret 2022 itu sejumlah Rp4 M, jumlah sementara, mungkin akan berkembang lagi," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us