Jadi Cawapres, Gibran Disebut Menguntungkan Prabowo karena Hal Ini

Jakarta, IDN Times - Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) yang juga Peneliti Puskapol UI, Sri Budi Eko Wardani mengatakan, keputusan calon presiden (capres) Prabowo Subianto untuk meminang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presidennya (cawapres), merupakan keputusan yang menguntungkan Prabowo.
Alasannya, karena ayah Gibran yang merupakan Presiden RI saat ini, Presiden Joko "Jokowi" Widodo, memiliki basis massa pendukung fanatik yang sangat besar.
"Perlu diketahui, basis massa pendukung fanatik Pak Jokowi itu kan besar sekali, tentu ini menguntungkan Prabowo sekali ya. Kemungkinan dapat bermain dengan lebih percaya diri lagi menghadapi PDIP dan koalisi NasDem serta PKS di Pilpres 2024 mendatang," ujar Sri dalam talkshow Gen Z Memilih by IDN Times, episode 36 yang mengangkat tema: Gibran Cawapres Prabowo, Untung atau Buntung?, di kantor IDN Media HQ, Jakarta, Rabu (15/10/2023).
Dulu saat Pemilu 2019, kata Sri, Prabowo didukung oleh basis pendukung partai Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun setelah kalah dalam pemilu, Prabowo malah masuk kabinet Presiden Jokowi, yang merupakan oposisinya, hingga menyebabkan para pendukungnya kecewa.
Baca Juga: Deklarasi Jadi Cawapres Prabowo, Gibran Sampaikan Program Unggulan
1. Dikhawatirkan pribadi Gibran akan tenggelam di balik sosok Presiden Jokowi
Tapi, lanjut Sri, dibalik keuntungan memilih Gibran sebagai cawapres, ada potensi kebuntungan juga bagi Prabowo, di mana dikhawatirkan pribadi Gibran akan tenggelam di balik sosok sang ayah yakni Presiden Jokowi.
"Ini kan membedakan Pemilu 2019 saat Pak Jokowi dan sekarang era anaknya. Saya takut nanti figur Mas Gibran tenggelam dibalik sosok ayahnya yang masih menjabat. Ini faktor buntungnya. Pemilu yang 75 hari itu kan nanti akan melakukan assement program-programnya," ujar dia.
2. Berharap Prabowo-Gibran lebih plural, jangan hanya dana untuk pesantren, tapi juga agama lain
Editor’s picks
Sri pun menyoroti program unggulan Gibran yang diumumkan saat deklarasi di Hall Arena Indonesia Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (25/10/2023) pagi. Salah satu program unggulan Gibran adalah menyejahterahkan pesantren di Indonesia melalui program Dana Abadi Pesantren.
Diketahui, pesantren merupakan basis Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Keadilan Sejahhtera (PKS).
Sri menyebut, program tersebut kemungkinan untuk merangkul kelompok Islam dan NU. Sebab, dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo-Gibran, tidak ada yang merepresentasikan NU secara orang dan partai. Berbeda dengan kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud,.
"Barangkali ini merupakan market juga, kita berharap ini lebih plural karena Indonesia bukan hanya Islam saja. Semoga nanti tidak jadi blunder. Kunci pemenangan Pak Jokowi itu dulu kan juga di daerah-daerah non-muslim seperti Papua, Sulawesi, dan Bali. Tinggi sekali hampir 80 persen, tapi mengapa yang disebut hanya dana pesantren saja? Tidak dana pura atau gereja, saya harap lebih memasukan keberagaman," sambungnya.
Baca Juga: Gibran Pidato di Depan Relawan, Prabowo: Paten Gak Wapres Kita?
3. Partai Gelora dukung Prabowo-Gibran karena diyakini dapat menjawab tantangan paling berat
Sri berharap pasangan Prabowo-Gibran dapat menampilkan visi misi dan kemampuannya dalam debat capres-cawapres nanti, sehingga menarik masyarakat untuk memilih.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gelora, Rico Marbun, membocorkan bahwa saat partainya memutuskan akan mendukung Prabowo-Gibran, mereka tidak melihat siapa sosoknya, melainkan terlebih dulu melihat mana pasangan capres-cawapres yang dapat menjawab tantangan paling berat yang akan dihadapi Indonesia sebagai bangsa.
"Partai Gelora itu khawatir Indonesia akan menghadapi krisis yang mengancam, seperti Pandemik Covid-19. Lalu saat ini ada krisis kemanusiaan yakni perang yang terjadi di Palestina. Jadi kami memilih siapa tokoh yang paling tepat dan itu Pak Prabowo," ujarnya.