Singgung Polemik Soal Ijazah, Luhut: Apa Itu? Tidak Relevan

- Kontribusi nyata kepada negara: Ijazah tidak relevan selama ada kontribusi untuk kemajuan Indonesia.
- Pemerintah tidak perlu pikiran tambahan: Luhut menegaskan pemerintah tidak perlu dipusingkan dengan persoalan tidak relevan.
- Luhut minta pakai akal sehat: Mengedepankan akal sehat dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik pada masa mendatang.
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti pembahasan soal ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo yang tengah ramai diperbincangkan di masyarakat saat ini. Menurut dia, hal itu tidak relevan dan membuat Indonesia jadi terpecah belah.
"Eloklah kita semua berkomentar bagaimana membuat ini supaya terwujud dengan baik, tidak membuat pemikiran-pemikiran untuk membuat negeri ini jadi terpecah belah. Kita masih asyik berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini," tutur Luhut dalam peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/7/2025).
Berkaitan dengan hal tersebut, Luhut bahkan menambahkan jika dirinya tidak tahu menahu ijazahnya saat ini ada di mana.
"Apa sih ijazah itu? Saya pun gak tahu ijazah saya di mana saya taruh," ujar dia.
1. Kontribusi nyata kepada negara

Dalam pidatonya, Luhut menyebutkan ijazah tidak relevan selama ada yang bisa dikontribusikan untuk kemajuan Indonesia.
"Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini. Kau tanya pada dirimu apa yang sudah kau berikan pada negara ini," ujar Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Investasi tersebut.
2. Pemerintah tidak perlu diberikan pikiran tambahan atas persoalan tidak relevan

Luhut menambahkan, pemerintah tidak perlu diberikan tambahan pikiran atas persoalan yang tidak relevan dengan agenda pertumbuhan Indonesia.
"Jangan kita memberikan pikiran-pikiran tambahan pada pemerintah yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan karena itu adalah persoalan-persoalan yang tidak relevan," katanya.
3. Luhut minta pakai akal sehat

Oleh karena itu, Luhut minta seluruh pihak untuk mengedepankan akal sehat dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik pada masa mendatang.
"Jangan kita mengklaim diri kita seorang intelektual, tapi kita tidak menggunakan akal sehat kita melihat perbedaan-perbedaan di sana sini," ujar dia.