Surya Tjandra Dukung Anies di Pemilu 2024, Ini Komentar PSI

Menurut analisa dari akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, salah satu penyebab Surya membelot karena kecewa ia digeser dari posisi Wamen ATR/BPN. Kursi itu kini ditempati oleh Raja Juli Antoni. 

"Ketika Surya menempati posisi sebagai wamen, malah diganti di tengah jalan. Itu soal harga diri. Jadi, Surya Tjandra dianggap tidak dihargai oleh PSI," ungkap Ujang ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Kamis 28 Juli 2022 lalu. 

Ia menambahkan, bila ada individu ditarik dari posisi menteri biasanya dianggap tidak berprestasi ketika menjabat. "Biasanya kan orang-orang seperti itu dianggap tidak bagus dan itu pertaruhan harga diri seorang Surya Tjandra," kata dia. 

Di sisi lain, menurut Ujang, bisa jadi ini merupakan strategi yang dibuat oleh PSI sendiri. Bahwa seolah-olah para kader yang kecewa dengan PSI lalu mengalihkan dukungan untuk Anies. 

"Bisa jadi nanti setelah bergabung ke tim Anies, lalu mereka mencari kelemahan atau kekurangannya Anies. Sehingga, bila itu sudah terungkap bisa saja hal tersebut dibocorkan kepada PSI atau lawan politiknya yang lain," ujarnya. 

Ia menggarisbawahi bahwa di dalam dunia politik, semua hal memungkinkan untuk terjadi. 

Sementara, Ujang menduga motif Sunny mundur dari PSI lantaran ingin mencari titik kelemahan Anies Baswedan. Sehingga, informasi berharga itu bisa dibagikan ke PSI atau lawan politik dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. 

Ujang kemudian memberikan ilustrasi kejadian serupa di kepemimpinan periode pertama Jokowi. Saat itu, mayoritas para pengusaha memihak Joko "Jokowi" Widodo. 

Namun, ada satu pengusaha yang dibuat kesannya mendukung Prabowo Subianto. "Satu pengusaha ini seolah-olah memihak Prabowo, padahal enggak juga. Sehingga terbentuk persepsi ada pengusaha yang memihak Prabowo, padahal sih enggak," kata dia.

Lantaran tak semua orang yang bergelut di dunia politik memiliki motif yang tulus, maka rasa saling curiga sangat tinggi. Itu sebabnya, sering kali antar lawan politik saling mengunci. 

"Orang yang benar-benar loyal dan genuin tetap ada. Tapi, presentasenya kecil. Mayoritas di politik berbasis kepentingan saja," ujarnya lagi. 

Sementara, ketika dihubungi pada hari ini, Surya menyebut salah satu alasannya mendukung Anies karena Gubernur DKI Jakarta tersebut dinilai bisa bekerja. Testimoni itu ia sampaikan berdasarkan pengalamannya pribadi saat bekerja secara langsung bersama Anies. 

"Pertama, kan karena memang saya melihat Pak Anies bisa kerja," ungkap Surya kepada media.

Ia menceritakan pengalamannya saat masih menjabat sebagai Wamen ATR/BPN era Jokowi. Di sana lah ia memiliki momen untuk berinteraksi dengan Anies.

Menurut Surya, dari pengalamannya itu, terlihat bahwa Anies memiliki sejumlah terobosan yang berharga, terutama dalam bidang pertanahan.

"Saya keliling ke 32 provinsi. Dua tahun jadi Wamen dan 130 kabupaten/kota berinteraksi dengan kepala daerah," katanya.

"Pak Anies cukup menonjol, dari sisi kerjaannya. Paling tidak dari sisi agraria dan tata ruang yang saya jalankan," tutur dia lagi.