PB HMI: Parpol Dekati Anak Muda Masih Sebatas Gimik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Raihan Ariatama, mengkritisi partai politik (parpol) yang sejauh ini hanya sebatas gimik saat mendekati generasi muda.
Diketahui, mayoritas pemilih di Pemilu 2024 berasal dari kalangan anak muda, terutama milenial dan Gen Z.
Baca Juga: Ketua Umum PB HMI: Gen Z dan Milenial Harus Jadi Subjek Politik
1. Parpol dekati anak muda masih secara gimik
Raihan menilai, sejauh ini partai politik belum secara keseluruhan mampu menampung suara anak muda. Sebaliknya, kepedulian parpol terhadap anak muda hanya gimik belaka.
"Kalau kita lihat, untuk menyesuaikan teman-teman pemuda, milenial, dan generasi z, parpol masih terlihat secara gimik, secara simbolik. Artinya belum secara substansinya dari apa yang menjadi isu anak muda," kata Raihan kepada IDN Times, Selasa (14/2/2023).
Baca Juga: Ketua Umum HMI Raihan Ariatama Dirayu Gabung Partai Amanat Nasional
2. Sejumlah isu yang berkaitan dengan anak muda
Raihan lantas menyoroti berbagai isu yang biasanya dikritisi anak muda, termasuk kesejahteraan masyarakat, perumahan, lingkungan, hingga pendidikan.
"Apakah itu isu perumahan, kesejahteraan, lingkungan, pendidikan, itu menjadi isu yang krusial daripada hanya sebatas gimik politik saja," tutur dia.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Milenial dan Gen Z Diimbau Kritisi Informasi
3. Parpol jadi instrumen merebut kekuasaan
Raihan tak memungkiri parpol punya kapasitas untuk merebut kekuasaan dengan mengisi jabatan-jabatan publik. Kendati begitu, dia mengingatkan agar parpol tidak lupa dengan fungsinya, termasuk sebagai sarana pendidikan politik.
"Parpol tetap jadi sebuah pilihan yang terbaik daripada sistem yang ada, atau jadi instrumen untuk merebut kekuasaan untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Dan itu menjadi sesuatu yang penting. Tinggal bagaimana parpol menjalankan fungsinya, fungsi terkait dengan pendidikan politik, agregasi kepentingannya, fungsi aspirasi, legislasi, dan anggarannya," tutur dia.