PB HMI: Parpol Dekati Anak Muda Masih Sebatas Gimik

Ketum PB HMI soroti isu anak muda

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Raihan Ariatama, mengkritisi partai politik (parpol) yang sejauh ini hanya sebatas gimik saat mendekati generasi muda.  

Diketahui, mayoritas pemilih di Pemilu 2024 berasal dari kalangan anak muda, terutama milenial dan Gen Z.

Baca Juga: Ketua Umum PB HMI: Gen Z dan Milenial Harus Jadi Subjek Politik

1. Parpol dekati anak muda masih secara gimik

PB HMI: Parpol Dekati Anak Muda Masih Sebatas GimikKetum PB HMI Raihan Ariatama dalam acara Launching Microsite GenZ Memilih, Senin (13/2/2023). (IDN Times/Rivera Jesica Souisa)

Raihan menilai, sejauh ini partai politik belum secara keseluruhan mampu menampung suara anak muda. Sebaliknya, kepedulian parpol terhadap anak muda hanya gimik belaka. 

"Kalau kita lihat, untuk menyesuaikan teman-teman pemuda, milenial, dan generasi z, parpol masih terlihat secara gimik, secara simbolik. Artinya belum secara substansinya dari apa yang menjadi isu anak muda," kata Raihan kepada IDN Times, Selasa (14/2/2023).

Baca Juga: Ketua Umum HMI Raihan Ariatama Dirayu Gabung Partai Amanat Nasional

2. Sejumlah isu yang berkaitan dengan anak muda

PB HMI: Parpol Dekati Anak Muda Masih Sebatas Gimikilustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)

Raihan lantas menyoroti berbagai isu yang biasanya dikritisi anak muda, termasuk kesejahteraan masyarakat, perumahan, lingkungan, hingga pendidikan. 

"Apakah itu isu perumahan, kesejahteraan, lingkungan, pendidikan, itu menjadi isu yang krusial daripada hanya sebatas gimik politik saja," tutur dia.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Milenial dan Gen Z Diimbau Kritisi Informasi

3. Parpol jadi instrumen merebut kekuasaan

PB HMI: Parpol Dekati Anak Muda Masih Sebatas Gimik(IDN Times/Sukma Shakti)

Raihan tak memungkiri parpol punya kapasitas untuk merebut kekuasaan dengan mengisi jabatan-jabatan publik. Kendati begitu, dia mengingatkan agar parpol tidak lupa dengan fungsinya, termasuk sebagai sarana pendidikan politik. 

"Parpol tetap jadi sebuah pilihan yang terbaik daripada sistem yang ada, atau jadi instrumen untuk merebut kekuasaan untuk mengisi jabatan-jabatan publik. Dan itu menjadi sesuatu yang penting. Tinggal bagaimana parpol menjalankan fungsinya, fungsi terkait dengan pendidikan politik, agregasi kepentingannya, fungsi aspirasi, legislasi, dan anggarannya," tutur dia.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya