Apa Saja yang Didapat Pemenang Hadiah Nobel 2025?

- Hadiah Nobel berasal dari wasiat Alfred Nobel, diberikan kepada individu atau organisasi yang memberikan kontribusi luar biasa bagi kemanusiaan.
- Pemenang Hadiah Nobel mendapatkan uang tunai hingga Rp19 miliar, medali emas 18 karat, dan piagam unik yang diserahkan langsung oleh Raja Swedia.
- Penghargaan fisik tersebut membawa dampak non-material seperti sorotan dunia, peluang finansial, dan prestise yang mengubah kehidupan para pemenangnya.
Jakarta, IDN Times - Setiap tahun, perhatian dunia tertuju pada Stockholm dan Oslo untuk menyambut pemenang Hadiah Nobel. Penghargaan ini diberikan kepada individu atau organisasi yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi kemanusiaan. Lima kategori utama, mulai dari Fisika hingga Perdamaian, telah mengumumkan laureate mereka untuk tahun 2025.
Menjadi pemenang Nobel dapat mengubah status seseorang secara drastis di mata dunia. Mereka biasanya akan menerima tiga hadiah utama mencakup medali emas, diploma atau piagam yang unik, dan penghargaan uang tunai. Selain penghargaan material, pemenang juga akan mendapatkan berbagai prestise dan kehormatan yang sangat langka. Berikut hadiah dan prestise yang didapatkan para pemenang Hadiah Nobel 2025.
1. Apa itu Hadiah Nobel dan bagaimana sejarahnya?

Hadiah ini bermula dari wasiat Alfred Nobel, seorang penemu dinamit dan industrialis asal Swedia. Pada 1895, ia mewariskan sebagian besar kekayaannya, sekitar 31 juta krona Swedia (SEK), untuk membangun tradisi penghargaan ini. Dana abadi ini dikelola oleh Nobel Foundation dan digunakan untuk mendanai hadiah di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian setiap tahunnya.
Hadiah pertama kali dianugerahkan pada 1901, yang memulai tradisi penghargaan paling bergengsi di dunia ini. Kategori Ilmu Ekonomi ditambahkan oleh Bank Sentral Swedia pada 1968 untuk mengenang Alfred Nobel. Sejak dimulai, hadiah telah diberikan 632 kali kepada total 1.023 orang dan organisasi hingga 2025. Terdapat 49 tahun tanpa penghargaan, sebagian besar terjadi selama Perang Dunia I dan II.
Penerima penghargaan Nobel disebut laureate, sebuah gelar kehormatan yang berakar dari sejarah kuno. Kata laureate diambil dari tradisi Yunani kuno, di mana pemenang dianugerahi karangan daun dafnah (laurel wreath). Simbolisme daun dafnah menandai pemenang sebagai tokoh yang terhormat.
Statuta Nobel Foundation menetapkan hadiah dapat dibagi rata antara dua karya yang berbeda. Hadiah juga dapat diberikan bersama-sama kepada dua atau tiga orang jika karya tersebut merupakan hasil kolaborasi. Dalam keadaan apa pun, hadiah untuk satu kategori tidak boleh dibagi kepada lebih dari tiga orang.
2. Uang tunai hingga Rp19 miliar untuk setiap Hadiah Nobel
Uang tunai adalah hadiah material paling besar yang diterima setiap pemenang Nobel. Untuk tahun 2025, jumlahnya ditetapkan sebesar 11 juta krona Swedia (SEK) per hadiah (sekitar Rp19,1 miliar). Dana hadiah ini berasal dari pendapatan tahunan investasi dana abadi yang dikelola Nobel Foundation.
Nilai uang hadiah ini telah berfluktuasi sepanjang sejarah, mencapai titik terendah pada pertengahan abad ke-20. Nobel Foundation berhasil memulihkan nilai riil hadiah ini berkat manajemen investasi yang lebih efektif sejak akhir abad ke-20.
Ketika hadiah dimenangkan oleh pemenang bersama, uang tersebut dibagi secara proporsional atau merata di antara mereka. Jika dua orang berbagi, jumlahnya dibagi rata; jika tiga orang berbagi, panitia dapat membagi rata atau memberikan satu setengah kepada satu pemenang dan seperempat kepada dua pemenang lainnya.
Hadiah uang ini dapat memberikan keamanan finansial yang memungkinkan ilmuwan pemenang lebih fokus pada penelitian. Namun, ada juga penerima yang memilih mendonasikan uang mereka, seperti Barack Obama yang menyumbangkan hadiah Perdamaiannya ke beberapa badan amal. Sementara itu, ada kasus unik yang terjadi pada ekonom Robert Lucas Jr., di mana mantan istrinya mendapat separuh hadiah Nobelnya karena klausul perceraian, dilansir CNBC.
3. Diberi medali emas 18 karat yang ikonik

Medali Nobel adalah simbol pengakuan ikonik yang dibuat dengan detail presisi. Setiap medali memiliki diameter sekitar 66 milimeter dan berat sekitar 175 gram. Hingga tahun 1980, medali untuk kategori Swedia dibuat dari emas 23 karat murni. Sejak tahun 1980, medali dibuat menggunakan emas daur ulang 18 karat untuk alasan keberlanjutan.
Semua medali menampilkan potret Alfred Nobel di sisi depan, sang pendiri penghargaan. Namun, desain potret Nobel berbeda antara kategori Swedia (Fisika, Kimia, Kedokteran, Sastra) dan Hadiah Perdamaian di Norwegia. Medali untuk kategori Swedia dirancang oleh pemahat Erik Lindberg, sedangkan medali Perdamaian dirancang oleh pemahat Norwegia Gustav Vigeland pada 1901.
Sisi belakang medali memiliki citra alegoris yang berbeda, disesuaikan dengan institusi pemberi penghargaan. Medali Fisika dan Kimia berbagi desain yang sama, menggambarkan dewi alam Isis yang kerudungnya disingkap oleh personifikasi sains. Medali Kedokteran menampilkan sosok yang menampung air dari mata air untuk diminum oleh seorang gadis haus, melambangkan penyembuhan dan kehidupan. Sementara, Medali Sastra menampilkan seorang pemuda yang duduk di bawah pohon salam, sedang menulis lagu yang dinyanyikan oleh dewi Muse, melambangkan inspirasi puitis.
Medali Swedia memiliki tulisan Latin: "Inventas vitam iuvat excoluisse per artes", yang berarti "Sangatlah bermanfaat untuk memperbaiki kehidupan melalui penemuan seni". Sementara itu, Medali Perdamaian menampilkan sekelompok tiga pria yang membentuk ikatan persaudaraan, simbol dari persatuan antar bangsa. Medali Perdamaian memiliki tulisan Latin yang berbeda: "Pro pace et fraternitate gentium," yang diterjemahkan sebagai "Untuk perdamaian dan persaudaraan manusia".
4. Mendapat piagam atau diploma indah yang unik
Diploma atau piagam Hadiah Nobel adalah penghargaan fisik lain yang dirancang unik untuk setiap penerimanya. Setiap diploma dikerjakan oleh seniman dan kaligrafer terkemuka Swedia dan Norwegia. Di Stockholm, Raja Swedia secara langsung menyerahkan diploma kepada setiap pemenang.
Diploma Sastra dibuat di atas perkamen, sebagai penghormatan terhadap sejarah dunia tulis-menulis. Untuk kategori lainnya, diploma dibuat di atas kertas buatan tangan berkualitas tinggi yang dipesan secara khusus. Seniman hanya memiliki waktu beberapa minggu setelah pengumuman untuk menyelesaikan karya seni yang mendalam ini.
Desain setiap diploma diputuskan oleh lembaga pemberi penghargaan masing-masing sehinggat terdapat variasi. Diploma kategori Swedia umumnya menyertakan nama penerima dan kutipan singkat alasan penghargaan. Namun, Diploma Hadiah Perdamaian di Oslo tidak pernah menyertakan kutipan tersebut.
Setiap diploma disajikan dalam sampul kulit kambing berkualitas tinggi dengan warna yang dibedakan berdasarkan kategori. Misalnya, biru tua untuk Fisika dan merah anggur untuk Kedokteran. Kaligrafer merancang monogram emas khusus untuk setiap laureate yang tertera pada sampul luar.
5. Hadiah diserahkan langsung oleh Raja Swedia
Upacara penganugerahan Nobel diadakan setiap tahun pada tanggal 10 Desember, hari peringatan kematian Alfred Nobel. Sesuai wasiat Nobel, upacara dibagi di dua negara: Swedia untuk kategori Sains dan Sastra, dan Norwegia khusus untuk Perdamaian. Di Stockholm, upacara digelar di Aula Konser Stockholm dan diikuti perjamuan megah di Balai Kota Stockholm.
Di Stockholm, Raja Swedia secara langsung menyerahkan diploma dan medali kepada pemenang. Hadiah Perdamaian diserahkan di Balai Kota Oslo, Norwegia, oleh Ketua Komite Nobel Norwegia. Upacara di Oslo dihadiri oleh Raja dan Ratu Norwegia, meskipun Ketua Komite yang menyerahkan hadiah.
Statuta Yayasan Nobel mengatur hadiah tidak dapat diberikan kepada orang yang sudah meninggal (posthumously), kecuali kematian terjadi setelah pengumuman. Aturan ini dipertahankan pada 2011, ketika pemenang Kedokteran, Ralph Steinman, meninggal tiga hari sebelum pengumuman resmi. Namun, ia tetap menjadi laureate karena keputusan sudah dibuat tanpa mengetahui kematiannya.
Ada empat penerima Nobel yang dipaksa menolak penghargaan oleh pemerintah mereka. Adolf Hitler melarang tiga ilmuwan Jerman, Richard Kuhn, Adolf Butenandt, dan Gerhard Domagk, menerima Hadiah Nobel. Boris Pasternak, pemenang Sastra 1958, dipaksa menolak oleh pemerintah Uni Soviet.
6. Mendapat sorotan, prestise hingga peluang finansial lain
Selain penghargaan fisik, memenangkan Hadiah Nobel juga membawa dampak non-material yang mengubah kehidupan para pemenangnya. Pengumuman Nobel akan membuat pemenangnya semakin disorot dunia. Penulis Kazuo Ishiguro menggambarkan kemenangan ini seperti sambaran petir aneh yang mendatangkan hiruk pikuk media ke hidupnya.
Kemenangan ini menciptakan "The Nobel Effect," di mana pemenang langsung dipandang sebagai otoritas universal. Pendapat mereka dicari media mengenai berbagai topik, bahkan di luar bidang keahlian utama mereka. Status ini juga bisa membuka akses ke jaringan global para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, dan intelektual terkemuka.
Status laureate menghasilkan peluang finansial di luar hadiah uang tunai, misalnya, sebagai pembicara utama. Menurut Global Speakers Bureau, honor mereka bisa berkisar dari 20 ribu dolar AS hingga lebih dari 200 ribu dolar AS (sekitar Rp331 juta hingga Rp3,3 miliar) untuk satu kali penampilan. Untuk penulis, pendapatan jangka panjang dari royalti penjualan buku bahkan bisa melampaui jumlah hadiah uang itu sendiri.
Bagi para ilmuwan, meskipun dampaknya kurang terlihat secara komersial, status Nobel meningkatkan kredibilitas mereka. Status ini berpotensi mempermudah proses perolehan dana penelitian untuk proyek-proyek ambisius, menarik mahasiswa pascasarjana dan kolaborator terbaik dari seluruh dunia, dan memberikan platform untuk mempopulerkan bidang penelitian mereka
7. Daftar pemenang Hadiah Nobel 2025
Nobel Fisika 2025 dianugerahkan kepada John Clarke, Michel H. Devoret, dan John M. Martinis, tiga profesor dari universitas Amerika Serikat. Mereka dihargai atas penemuan kuantisasi energi dan perilaku mekanika kuantum dalam sirkuit listrik. Eksperimen mereka menunjukkan bahwa efek kuantum dapat terjadi pada sistem listrik yang cukup besar, tidak hanya pada skala subatomik. Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan teknologi kuantum generasi berikutnya, seperti komputer dan kriptografi kuantum.
Nobel Kimia 2025 diraih Susumu Kitagawa, Richard Robson, dan Omar M. Yaghi. Mereka mengembangkan Kerangka Kerja Organik-Logam (Metal-Organic Frameworks atau MOF), struktur molekul berongga yang dapat dilalui gas. MOF digunakan secara luas, seperti memanen air dari udara gurun, menangkap karbon dioksida, dan menyimpan gas beracun.
Sementara itu, Mary E. Brunkow, Fred Ramsdell, dan Shimon Sakaguchi memenangkan kategori Kedokteran 2025. Penghargaan Kedokteran diberikan karena mereka berhasil menemukan bagaimana sistem kekebalan tubuh dikontrol dan dijaga agar tidak menyerang organ sendiri. Mereka mengidentifikasi sel T regulator yang bertindak sebagai penjaga keamanan sistem imun. Penemuan ini penting bagi penelitian baru dalam pencegahan penyakit autoimun dan pengobatan kanker.
Hadiah Sastra 2025 diberikan kepada penulis Hungaria László Krasznahorkai. Ia dikenal sebagai penulis novel distopia dengan kalimat-kalimatnya yang panjang. Salah satu novel terbarunya yang diterjemahkan ke bahasa Inggris hanya terdiri dari satu kalimat panjang saja.
Hadiah Perdamaian 2025 dianugerahkan kepada Maria Corina Machado dari Venezuela. Ia mendapat penghargaan atas perjuangannya mempromosikan hak-hak demokratis dan transisi damai dari kediktatoran di negaranya. Hingga artikel ini ditulis, Hadiah Ilmu Ekonomi belum diumumkan dan dijadwalkan pada 13 Oktober.