Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS-Paraguay Teken Kesepakatan soal Pencari Suaka

ilustrasi bendera Paraguay (unsplash.com/winstonchen)
ilustrasi bendera Paraguay (unsplash.com/winstonchen)
Intinya sih...
  • Paraguay mau menerima pencari suaka dari AS.
  • AS kritisi penegakkan HAM di Paraguay.
  • AS mengapresiasi kerja sama Paraguay dan Taiwan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Paraguay resmi menyetujui Kesepakatan Negara Ketiga (STCA) pada Kamis (14/8/2025). Kesepakatan ini berfungsi agar para pencari suaka ke AS bisa diproses di Paraguay. 

“Persetujuan ini akan memperbolehkan AS dan Paraguay untuk membagi beban dalam mengatur imigran ilegal dan mengakhiri keberadaan orang yang melanggar sistem pencari suaka di AS,” tutur Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dikutip dari CNN

Perjanjian ini menjadi yang pertama disetujui antara AS dan negara Amerika Selatan. Kesepakatan ini sesuai dengan kebijakan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump untuk memperketat sistem imigrasi. 

1. Paraguay bersedia menerima pencari suaka di AS

Dalam kesepakatan ini, pencari suaka yang memproses di AS bisa langsung melakukan proses aplikasi suaka di Paraguay. Langkah ini disebut dapa mengurangi beban AS dan meningkatkan tanggung jawab administrasi bagi Paraguay. 

Sementara, perjanjian ini menjadi bukti penguatan hubungan AS-Paraguay dalam bidang keamanan dan imigrasi. Kedua negara sudah menjaga hubungan baik sejak 1861. Washington telah memberikan bantuan kepada Paraguay untuk melawan korupsi dan penyelundupan narkoba, dilansir Newsweek

Di bawah pemerintahan Presiden Paraguay, Santiago Pena, negaranya menjadi sekutu terdekat AS. Selain itu, AS menjadi salah satu rekan dagang terbesar Paraguay dengan nilai perdagangan mencapai 2,4 miliar dolar AS (Rp38,7 triliun) pada 2022.

2. AS kritisi penegakkan HAM di Paraguay

Pada Selasa (12/8/2025), AS menemukan laporan bahwa penegakkan hak asasi manusia (HAM) di Paraguay tidak naik signifikan. Terdapat masalah soal kebebasan berpendapat, tekanan kepada pers, dan pembatasan masyarakat sipil. 

“Kementerian Luar Negeri AS menemukan bahwa kurangnya progres penegakkan HAM di Paraguay selama 2024. Ini adalah masalah sistematik dan meningkatnya tekanan politik, pers, dan masyarakat sipil,” ungkapnya, dikutip dari Mercopress

Berdasarkan dokumen itu, terdapat dugaan penyiksaan, penangkapan paksa, dan sensor. Politikus pro-pemerintah juga dilaporkan kerap mengancam jurnalis dengan dakwaan hukum jika membahas masalah korupsi. 

Selain itu, pejabat tingkat bawah dan menengah kerap dihukum atas sejumlah kasus. Namun, politikus yang menduduki jabatan tinggi, polisi, dan personel militer kerap mendapatkan impunitas.

3. AS mengapresiasi kerja sama Paraguay dan Taiwan

Pada hari yang sama, Anggota Parlemen AS, French Hill mengumumkan rencana kunjungan ke Paraguay untuk bertemu dengan Duta Besar Taiwan di Asuncion, Jose Han. 

“Taiwan adalah sekutu baik Paraguay. Keduanya sudah berkolaborasi dalam berbagai sektor strategis, mulai dari modernisasi sistem medis hingga inisiatif pendidikan. Keduanya juga bekerja sama dalam melawan kriminal terorganisir dan penguatan keamanan siber,” ungkapnya, dikutip dari La Nacion

Sementara itu, Paraguay menjadi salah satu negara di Amerika Latin yang masih mengakui kedaulatan Taiwan. Sejumlah negara Amerika Latin sudah menolak pengakuan Taiwan dan memilih mengakui China. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us