Bicara di KTT ASEAN-AS, Jokowi Sentil Komitmen Negara Maju

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo berbicara penanganan perubahan iklim global dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Amerika Serikat. Dalam agenda itu, turut hadir sejumlah kepala negara dari negara ASEAN dan Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamal Harris.
Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani mendampingi Jokowi.
“Pembiayaan iklim yang harus terpenuhi, kerja sama transisi energi diperkuat, dan investasi di ekonomi hijau harus ditingkatkan,” ujar Jokowi dalam keterangannya yang diterima IDN Times, Minggu (15/5/2022).
1. Jokowi dorong komitmen dunia

Jokowi mendorong dunia berkomitmen dalam pencapaian NDC (Nationally Determined Contributions), terutama dari sisi biaya. Menurutnya, dalam periode 2000-2019, ASEAN hanya memperoleh 59 miliar dolar Amerika atau 10 persen dari dukungan pembiayaan iklim dari negara maju.
“Saya harus terus terang bahwa komitmen negara maju untuk implementasi isu pembiayaan iklim sangat rendah. Kondisi ini menjadi penghambat pencapaian NDC secara global,” ucapnya.
2. Perlu adanya biaya tinggi dalam melakukan energi baru dan terbarukan

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, perlu adanya investasi dengan biaya tinggi untuk menciptakan energi baru dan terbarukan. Jokowi kemudian menjelaskan potensi yang dimiliki Indonesia terkait energi baru dan terbarukan.
“Indonesia juga miliki potensi besar sebagai hub pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan yang akan kita butuhkan 5 tahun ke depan," katanya.
3. Jokowi juga bicara soal investasi di sektor infrastruktur hijau

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga bicara soal investasi di sektor infrastruktur hijau. Menurutnya, di sektor ini, perlu adanya pembicaraan antara pemerintah dan dunia usaha.
“Investasi di sektor infrastruktur hijau bisa menjadi unsur penting kolaborasi ASEAN-AS yang membutuhkan setidaknya 2 triliun dolar dalam 1 dekade mendatang," imbuhnya.