China Harap Lanjutkan Kerja Sama dengan Vatikan di Bawah Paus Leo XIV

- Kementerian Luar Negeri China memberikan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus baru dengan nama Leo XIV
- Hubungan China dan Vatikan meningkat, dengan perpanjangan Perjanjian Sementara mengenai penunjukan uskup selama empat tahun lagi
- China menjadi kasus khusus bagi Vatikan karena tidak mau mengakui uskup-uskup yang diangkat Paus, namun ketegangan ini mencair sejak Paus Fransiskus bersedia menandatangani Perjanjian Sementara dengan Pemerintah China pada 2018
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri China memberikan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus baru dengan nama Leo XIV. Beijing menyampaikan harapannya untuk bekerja sama dengan Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Leo XIV dan bisa melanjutkan dialog konstruktif.
"China berharap di bawah kepemimpinan Paus yang baru, Vatikan akan terus terlibat dalam dialog konstruktif serta melakukan komunikasi mendalam atas isu-isu internasional yang menjadi perhatian bersama," kata juru bicara Kemlu China, Lin Jian, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (9/5/2025).
1. Hubungan China-Vatikan meningkat

Tahun lalu, hubungan China dan Vatikan meningkat. Pada 22 Oktober 2024, kedua negara sepakat memperpanjang Perjanjian Sementara mengenai penunjukan uskup selama empat tahun lagi.
"Mengingat konsensus yang dicapai untuk penerapan Perjanjian Sementara mengenai Pengangkatan Uskup secara efektif, setelah konsultasi dan asesmen yang tepat, Takhta Suci dan Republik Rakyat China telah sepakat untuk memperpanjang masa berlakunya selama empat tahun sejak tanggal sekarang," begitu pernyataan Kantor Pers Takhta Suci Vatikan kala itu.
Mereka mengatakan, Vatikan akan tetap memajukan dialog saling menghormati dan konstruktif dengan China.
2. China kasus khusus bagi Vatikan

China menjadi kasus khusus bagi Vatikan. Sebab, negara Komunis itu tidak mau mengakui uskup-uskup yang diangkat Paus. Bagi pemerintah China, hal tersebut adalah bentuk pengaruh asing yang mengintervensi kedaulatan negara tersebut.
Pemerintah China lantas mengangkat sendiri uskup-uskup yang direstui pemerintah dan hanya mengizinkan keberadaan Gereja Katolik yang bersedia tunduk pada pemerintah China. Semua Gereja Katolik ini bernaung di bawah organisasi Chinese Catholic Patriotic Association (CCPA).
Namun, ketegangan ini mencair sejak Paus Fransiskus bersedia menandatangani Perjanjian Sementara dengan Pemerintah China pada 2018. Lewat perjanjian ini, semua uskup di China dapat bergabung dengan Vatikan di bawah kepemimpinan Paus.
3. Paus baru asal Amerika Serikat

Paus Leo XIV berasal dari Amerika Serikat dan menjadi yang pertama dari negaranya. Paus Leo XIV lahir di Chicago, AS pada 1955. Dia kemudian lama di Peru untuk melayani.
Namun, banyak yang mengatakan, sebagai orang Amerika, Leo XIV sangat tidak Amerika. Bahkan, dia disebut-sebut akan meneruskan gaya kepausan Fransiskus dalam kepemimpinannya.
Beberapa kabar menyebutkan, dia mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump dan wakilnya, JD Vance, mengenai imigrasi.